IMR – Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menegaskan, Pasar Klojen telah menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Setelah dilakukan revitalisasi oleh pemerintah.
“Pasar Klojen dulunya hanya dikunjungi emak-emak. Tapi kini juga digandrungi sebagian Gen Z. Mereka mulai migrasi dari cafe resto kini sobo ke pasar. Karena konsepnya telah berbeda. Pasar Klojen lebih ke arah modern,” tegas Eko Sya, Rabu (30/10/2024).
Melihat perkembangan dan perubahan konsep tersebut, tambahnya, pasar tradisional di Kota Malang nantinya akan dibuat merata seperti Pasar Klojen. Agar banyak digandrungi Gen Z, untuk berwisata kuliner dan nyaman nongkrongnya. Karena berkonsepkan modern dan memberikan daya tarik tersendiri.
“Saat ini kami baru mewujudkan Pasar Klojen. Alhamdulillah, berhasil viral untuk Pasar Klojen. Kini Gen Z sudah tidak malu lagi jika sobo (kunjung) ke pasar. Mereka juga bisa menghidupkan perekonomian rakyat dan meramaikan pasar-pasar tradisional di Kota Malang,” kata dia.
Pada 2025 nanti secara bertahap, lanjutnya, akan ada lima pasar tradisional dikonsep modern. Di antaranya Pasar Sawojajar, Pasar Kasin, Pasar Sukun, Kotalama serta Pasar Kebalen.
“Kita di 2024 sudah ada dua pasar yang digandrungi Gen Z atau kaum milineal. Yakni Pasar Klojen dan Oro-Oro Dowo.”
“Mengubah persepsi kalangan Gen Z tidaklah gampang. Karena selama ini, kondisi dalam pasar terlalu monoton. Jauh dari wisata kuliner dan minimnya tempat tongkrongan. Ya tahu sendiri seperti apa perkembangannya,” sambung Eko.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, saat mendampingi Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan meninjau harga sembako di Pasar Klojen, Rabu (30/10/2024). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Karenanya, masih kata Eko, keberadaan pasar tradisional di Kota Malang, tidak boleh sekedar menyediakan kebutuhan sembako atau lainnya. Tapi butuh difasilitasi pula dengan kuliner, serta tempat tongkrongan yang nyaman dan asyik sekaligus unik.
“Jika sudah seperti itu konsepnya, akan turut membantu calon entrepreneur baru. Memberikan peluang bagi Gen Z yang ingin maju dan berwirausaha. Kami berkeyakinan peluang usaha kuliner menjanjikan, karena banyak dicari orang,” ucapnya.
Terpisah, Ivan Rahman, pedagang Pasar Klojen dan pengunjung setianya, Adiba Hasna, mengakui adanya perubahan penataan atau konsep dari Pasar Klojen, yang telah dirasakannya.
Ivan menuturkan, pihaknya sengaja berjualan kuliner tradisional, tetapi dengan tampilan modern. Sehingga hal itu banyak diminati Gen Z. Karena dirinya mengaku ingin mendapatkan tantangan atau mencoba pengalaman baru
“Kami ingin menjadikan Gen Z menjadi pelanggan setia. Mereka juga tetap bisa menikmati kue putu. Apalagi kue putu ini sudah mulai agak langka, sehingga butuh dilestarikan keberadaannya,” tutur Ivan.
Sementara, Adiba Hasna menyampaikan, pihaknya merasa ingin mencoba setelah mengetahui testimoni positif di sosmed. Berkaitan dengan tongkrongan di Pasar Klojen tersebut. Sebab, pembangunan pasar tradisional, tidak lagi kolonial atau tidak ketinggalan jaman.
“Ternyata masih ada kuliner unik yang bisa diburu didalamnya. Di Pasar Klojen, kami bisa mendapatkan semuanya.”
“Apalagi setelah tahu yang sebenarnya, ternyata Pasar Klojen yang sudah terbarukan, menjadi sangat asyik dan keren,” tandasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)