IMR – Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Bahrul Maghfiroh, Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Bisri, MS., menyambut baik program seleksi penerimaan anggota Polri dari kalangan hafidz Al-Qur’an.
Menurut Rektor Universitas Brawijaya 2014-2018 itu, kebijakan yang dilakukan Polri ini merupakan langkah positif. Menjadikan sosok anggota kepolisian, yang memiliki integritas moral dan spiritual tinggi dalam memberikan pengayoman, melindungi dan melayani masyarakat.
“Para hafidz Al-Qur’an adalah individu yang telah ditempa dengan kedisiplinan, kesabaran, serta nilai-nilai luhur Islam.”
“Jika mereka menjadi anggota Polri, saya yakin mereka dapat membawa manfaat besar bagi institusi kepolisian dan masyarakat luas,” ujar Prof Bisri.
Sebagai pengasuh pondok pesantren yang berada di Jalan Joyo Agung, Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang, Prof Bisri memiliki pengalaman panjang dalam mencetak santri dan para penghafal Al-Qur’an.
PP Bahrul Maghfiroh yang berdiri sejak 1988, sudah mendidik dan memiliki alumni ribuan santri, yang tidak hanya unggul dalam hafalan Al-Qur’an.Tetapi juga dibekali dengan pemahaman agama serta sikap disiplin yang kuat.
Gus Bisri, panggilan akrab putra kandung Romo Kiai Abdullah Fatah ini menilai, kehadiran hafidz Al-Qur’an dalam tubuh Polri, dapat memperkuat karakter kepribadian yang jujur, amanah dan berakhlak mulia di lingkungan kepolisian.
Hal ini sejalan dengan visi Polri dalam membangun institusi yang profesional, modern dan terpercaya.
“Saya berharap seleksi ini bisa berjalan dengan baik dan para hafidz yang terpilih, dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dengan pendekatan yang humanis, serta berlandaskan nilai-nilai keislaman,” tambah Kiai asli Malang ini.
Tidak diragukan lagi, di bawah kepemimpinan Gus Bisri, Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh telah mencetak banyak hafidz, yang memiliki kualitas keilmuan dan karakter kuat.
Latar belakang akademisnya yang mumpuni, juga menjadi bukti bahwa pendidikan agama dan pendidikan formal dapat berjalan beriringan.
Dari sisi keilmuan, Gus Bisri adalah Guru Besar Teknik Pengairan pertama di Indonesia dan pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Brawijaya (UB) periode 2014-2018.
Kiai kelahiran 26 November 1958 ini, juga dikenal sebagai praktisi dan akademisi di bidang pengelolaan sumber daya air.
Gus Bisri juga merupakan inisiator Gerakan Menabung Air (GERAI), yang berfokus pada pemetaan wilayah rawan banjir dan pembuatan sumur injeksi di Malang Raya.
Program ini bahkan telah diadopsi oleh pemerintah daerah, termasuk Pemprov DKI Jakarta.
Dengan kombinasi latar belakang keagamaan dan akademiknya, Prof Bisri menegaskan bahwa hafidz Al-Qur’an, memiliki potensi besar dalam berbagai bidang, termasuk dalam institusi kepolisian.
“Kami berharap program seleksi anggota Polri ini, dapat terus berlanjut dan semakin banyak hafidz yang turut berperan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pendekatan yang lebih humanis dan berintegritas,” tegas Kiai yang bermukim di kawasan Bethek ini. (*/Ra Indrata)