IMR – Harga pangan di pasar yang ada di Kota Malang, terus dipantau setiap hari oleh petugas dari Diskopindag Kota Malang. Terutama pada harga bahan pokok.
Hal itu disampaikan Kabid Perdagangan Diskopindag Kota Malang, Luh Putu Eka Wilantari, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (24/2/2025).
Kata Eka, sejauh ini di Kota Malang terdapat 26 pasar. Sementara yang menjual bahan-bahan pokok ada 14 pasar.
“Jadi pantauan difokuskan pada 14 pasar itu. Setiap hari petugas dari Diskopindag menyampaikan laporan harga update di jam 10.00 WIB.”
“Bahkan pantauan harga juga dilakukan di tingkat provinsi, yang melibatkan enam petugas dari Diskopindag Kota Malang,” jelasnya.
Dari hasil pemantauan,, yang juga bisa dilihat pada laman sembakomalangkota.co.id., ada tiga komoditas yang harganya sudah mulai naik. Seperti cabai rawit, cabai besar dan daging ayam.
“Meski harga mengalami kenaikan, tapi tidak sampai ada kelangkaan. Khususnya untuk komoditas cabai, meski sebenarnya saat ini sudah masuk masa panen. Tapi karena kondisi cuaca maka ada penurunan hasil panen,” jelasnya.
Adanya kenaikan harga ini, tambahnya, juga dikarenakan permintaan pasar yang mengalami peningkatan.
Pihaknya juga siapkan pelaksanaan pasar murah, yang dilakukan secara bergilir di lima kecamatan.
Kegiatan ini nanti akan ada kerjasama dengan pihak kelurahan, untuk memastikan pasar murah tepat sasaran.
Sedang Wakil Ketua 2 DPRD Kota Malang, Trio Agus Purwono, melihat bahwa koordinasi semua lini, penting untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok di Kota Malang.
“Kami terus mendorong pemerintah Kota Malang, untuk terus memantau dan melakukan langkah mitigasi. Guna mencegah adanya kelangkaan bahan bahan pokok, saat menjelang Ramadan,” katanya.
Trio juga menjelaskan, untuk menjaga stok aman, perlu adanya koordinasi yang baik antara pemerintah, produsen sampai petani.
“Banyak hal yang bisa dilakukan saat ini. Salah satunya dengan mengadakan pasar murah untuk masyarakat,” tegas Trio.
Sementara itu, dalam kacamata pengamat ekonomi Universitas Negeri Malang, Prof. Puji Handayati, kenaikan harga biasanya terjadi di momen-momen tertentu di setiap tahunnya. Salah satunya menuju Ramadan.
“Karena itu, harusnya pencegahan kenaikan harga sampai adanya kelangkaan, bisa diantisipasi oleh Pemerintah Kota Malang,” kata Prof. Puji.
Adanya upaya pasar murah, tambah Prof. Puji, sebenarnya langkah untuk jangka pendek saja. Untuk jangka panjangnya, mungkin bisa mencontoh negara lain seperti Thailand. Yang mendorong para petani untuk lebih pintar.
“Caranya dengan meningkatkan metode pertaniannya, sehingga bisa lebih maksimal panennya, untuk pemenuhan kebutuhan di dalam negeri,” tegasnya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)