IMR – Malang Kota-Serangan bertubi-tubi yang dialamatkan ke Paslon nomor 3, telah dirasakan oleh Abah Anton dan Dimyati Ayatulloh (ABADI). Namun demikian, Abah Anton tidak menginginkan kadernya, membalas serangan-serangan itu. Tetapi harus dihadapi dengan sabar dengan meminta pertolongan Allah.
Pernyataan itu disampaikan Abah Anton Kamis (30/10/2024) di hadapan ratusan jamaah Majelis Cinta Umat, di kediaman Abah Anton di kawasan Tlogomas Kota Malang.
Abah Anton menyampaikan pesan soal suhu politik yang makin memanas. “Semakin dekat dengan Pilkada, suasana semakin panas. Banyak cara licik yang dilakukan. Tetapi dengan doa dan kekuatan iman, saya yakin kita akan meraih kemenangan,” ujar Abah Anton.
Pada kesempatan yang sama Abah Anton mengucapkan terima kasih kepada jamaah Majelis Cinta Umat atas kehadiran dan keistiqomahannya. Ia berharap agar majelis ini bisa tetap tumbuh dan menjangkau lebih luas ke seluruh daerah di Kota Malang.
Abah Anton pun menyinggung tentang semangat untuk menyatukan umat dan menyiapkan langkah menghadapi pemilihan kepala daerah yang semakin dekat.
“Saya optimis Pilkada kali ini bisa sukses, dan kami memohon doa dari seluruh jamaah untuk keselamatan dan kelancaran perjuangan ini,” tutur Abah Anton.
Ia juga mengingatkan agar jamaah tidak mudah terpecah karena perbedaan yang sepele dan tetap komitmen mendukung pasangan Abadi.
Di sisi lain, soal ziarah ke waliullah, Abah Anton menyampaikan bahwa timnya tidak memberikan persyaratan khusus untuk kegiatan ziarah yang diadakan, berbeda dengan program dari calon lain.
“Kami melaksanakan ziarah ini murni untuk ibadah, ikhlas lillahi ta’ala,” tambahnya.
Ia menegaskan, majelis Cinta Umat akan tetap konsisten dalam berkomitmen untuk masyarakat, termasuk melanjutkan program ziarah umrah secara berkala bagi jamaah.
Majelis cinta Umat di rumah Abah Anton ramai sejak sebelum Magrib, para jamaah sudah berdatangan, berdesakan mencari tempat duduk untuk bersiap melaksanakan shalat. berjamaah.
Nur Dhuhati, pensiunan pengawas Kemenag Kota Malang, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti pengajian ini, “Saya selalu datang sejak usai shalat Maghrib untuk bisa mendapat tempat,” ujarnya.
Datang lebih awal itu menututnya bisa mendapatkan tempat lebih depan.
Acara pra-majelis dimulai dengan lantunan shalawat Asyghil yang menambah kekhusyukan para jamaah. Dzikir dimulai dengan membaca Syahadat, doa untuk orang tua, Sayyidul Istighfar, dan doa Nabi Yunus.
Ustadz Mochammad Saji memimpin tawashul dan memohonkan ampunan untuk para jamaah, diikuti dengan pembacaan surat Al-Fatihah dan tahlil 33 kali. Acara pun berlanjut dengan sesi istighotsah, membangun suasana yang penuh haru dan kedamaian.
Selanjutnya dilanjutkan tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz H. Chusaeri. (Eka Nurcahyo)