IMR – Industri kecantikan di Indonesia yang terus berkembang telah menginspirasi tim mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) untuk berinovasi mengembangkan produk kecantikan.
Melalui PKM-Kewirausahaan, tim mahasiswa dari Jurusan Administrasi Niaga dan Akuntansi Polinema, berhasil berinovasi menciptakan produk “HaLoe”.
Ini sebagai solusi perawatan alami untuk mencegah dan mengobati penyakit dermatitis seboroik.
HaLoe dikembangkan oleh Hawwa Aulia Nur sebagai ketua tim PKM-Kewirausahaan dan beberapa rekannya sebagai anggota, yakni Apriliya Putri Prasetyo, Az zahra Nisa’ Faradisa Laily, Febila Soraya, dan Lailatudzurrohmah.
Pengembangan inovasi ini di bawah bimbingan langsung dari Bambang Suryanto selaku dosen pembimbing.
HaLoe hair tonic adalah sebuah produk hair tonic alami yang berasal dari tanaman lidah buaya (aloe vera) yang sudah terbukti sebagai tanaman yang memiliki banyak khasiat dalam industri perawatan rambut.
Lidah buaya atau aloe vera ini kaya akan zat anti-oksidan dan anti-bakteri yang dapat menguatkan akar rambut, dan mencegah pertumbuhan jamur.
Hair tonic ini juga minimal akan risiko efek samping karena memakai bahan herbal, dan cocok digunakan bagi penderita rambut berketombe dan penderita penyakit dermatitis seboroik.
Hawwa selaku ketua tim, Selasa (12/8/2024) menuturkan. Bahwa ide produk ini muncul, karena masih banyaknya masyarakat Indonesia yang mengalami permasalahan rambut.
Seperti berketombe dan mengalami iritasi karena menggunakan perawatan rambut yang tinggi akan kandungan kimia.
“Dengan menggunakan bahan alami dari tanaman herbal, hair tonic ini memiliki keunggulan berupa risiko efek samping yang lebih rendah dibandingkan produk perawatan rambut lain,” kata Hawwa, Minggu (10/8/2024)
Tanaman herbal yang dipilih adalah lidah buaya (aloe vera). Lantaran tanaman ini mengandung banyak zat aktif.
Yaitu antrakuinon yang dapat menghambat pertumbuhan jamur candida albicans. Merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit dermatitis seboroik.
Selain bahan alami yang dipilih untuk produk, tim HaLoe juga menjadikan inovasi ini sebagai upaya eksploitasi sumber daya alam lingkungan.
Industri kecantikan rambut atau hair tonic dinilai potensial untuk membuka lapangan usaha dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
Khususnya Kampung Lidah Buaya di Kota Malang yang menjadi lokasi budi daya aloe vera dan produsen bahan baku utama HaLoe.
Pembuatan hair tonic ini melalui dua tahapan utama. Pertama, yaitu pengolahan bahan baku dan pengemasan. Pembuatan HaLoe dimulai dengan mengupas, mencuci, dan menghaluskan daun lidah buaya. Lidah buaya yang sudah halus, disaring dan dipanaskan untuk mendapatkan tekstur cair.
Selanjutnya, kedua, setelah cairan agak dingin akan dicampur dengan vitamin, cuka apel, minyak kelapa, zat pengawet, ekstrak masing-masing varian, dan pelarut hingga cairan menjadi homogen. Hair tonic yang sudah jadi dimasukkan ke dalam botol spray dan diberi label.
Tidak hanya produk, strategi pemasaran dari HaLoe hair tonic ini juga menarik perhatian. Selain melakukan pemasaran secara online melalui media sosial dan e-commerce, produk ini juga melakukan personal selling pada Car Free Day Kota Malang. Dengan begitu, produk HaLoe Hair Tonic dapat dikenal oleh masyarakat secara luas baik secara online maupun offline.
Dengan kombinasi inovasi, kepedulian lingkungan, dan strategi pemasaran yang menarik, produk HaLoe hair tonic diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi masyaraka. Menjadi pilihan utama dalam industri kecantikan dan perawatan rambut, serta memberikan dukungan bagi pembangunan ekonomi Kota Malang Raya.
(M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)