IMR – Peringatan Nuzulul Quran di Kota Batu pada Ramadan 1446 H berlangsung khusyuk. Peringatan itu dilakukan dengan menggelar kajian bertema ‘Merajut Tali Silaturahmi dalam Keberagaman dan Kebersamaan untuk Mewujudkan Mbatu Sae’ di Masjid Brigjen Soegiono, Balai Kota Among Tani.
Wali Kota Batu, Nurochman mengajak seluruh elemen masyarakat Kota Batu untuk menjadikan momen Nuzulul Qur’an sebagai ajang muhasabah dan mempererat persaudaraan.
“Nuzulul Qur’an adalah peristiwa agung turunnya Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat. Mari kita maknai peristiwa ini dengan terus mengagungkan Al-Qur’an agar Kota Batu dan seluruh pemimpinnya mendapat keberkahan,” tutur Cak Nur.
Dia juga berharap, Kota Batu bisa menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dalam dua tahun ke depan. “Kami ingin MTQ tidak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga bentuk penghormatan kepada Al-Qur’an sebagai bagian dari keseimbangan Kota Batu yang dikenal sebagai kota wisata. Wisata butuh sentuhan rohaniah,” imbuhnya.
Selain itu, Cak Nur juga menegaskan, komitmen Pemkot Batu dalam menjalankan visi Mbatu Sae, termasuk menyelesaikan persoalan pertanian, pendidikan dan lingkungan.
“Kami mendorong Kota Batu menjadi sentra hortikultura nasional, membawa produk pertanian Kota Batu go internasional. Dunia usaha juga kami harapkan mendukung, dengan menggunakan produk lokal sebagai bahan baku utama,” ujarnya.
KHUSYUK: Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Brigjen Soegiono Balai Kota Among Tani Kota Batu berlangsung khusyuk. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Tahun 2025, pihaknya akan mulai realisasi program 1.000 sarjana dengan bantuan biaya kuliah penuh. Kemudian masalah sampah pun menjadi komitmen utamanya untuk segera diselesaikan.
“Kami butuh dukungan dan doa masyarakat, agar setiap langkah kami berdampak positif, sesuai aturan, dan hadir untuk melayani masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, KH. Marzuki Mustamar Pengasuh Ponpes Sabilur Rosyad, Gasek, Malang, KH. Marzuki Mustamar mengajak jamaah untuk kembali meneguhkan hubungan dengan Al-Qur’an. Sebagaimana Al-Qur’an menjadi sumber perubahan sosial, budaya dan memperkenalkan Allah SWT dalam kehidupan masyarakat khususnya dalam bulan Ramadan.
“Penting untuk menjadikan Ramadan sebagai ajang memperbaiki diri, memperbanyak amal kebaikan dan mempererat hubungan antar sesama,” tuturnya.
Selain itu, KH. Marzuki juga membahas tentang keutamaan puasa Ramadan. “Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perilaku tercela, serta mengasah empati terhadap sesama,” tuturnya.
Melalui kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an ini, diharapkan bisa memperkuat ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan masyarakat Kota Batu, serta menjadi pengingat akan pentingnya mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. (Ananto Wibowo)
