IMR – Pasangan calon (paslon) Heri Cahyono – Ganis Rumpoko, tidak hanya tampil memukau, dalam debat kedua Pilkada Kota Malang. Yang mengangkat tema: meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan menyelesaikan persoalan daerah. Ketika paslon yang diusung PDI Perjuangan ini, benar-benar mampu menjawab semua permasalahan yang disodorkan.
Tetapi paslon Sam HC – Ganis, juga mencuri perhatian dengan outfit yang digunakan saat debat Sabtu (9/11/2024) malam itu. Semuanya bercirikhas dan dibuat oleh UMKM Kota Malang.
Sam HC, memilih menggunakan busana batik ecoprint. Yang ramah lingkungan dan dibuat oleh UMKM di Kota Malang. Menjadikan Sam HC terlibat begitu segar, yang dipadu dengan senyuman khasnya.
Sedangkan pasangannya, Ganis Rumpoko, justru kembali menunjukkan kemampuannya memilih busana yang khas, etnik dan penuh pesan moral.
Cucu Ebes Sugiono, Wali Kota Malang periode 1973-1983 itu, memilih menggunakan baju upcycling. Yakni hasil produksi fashion, yang diproduksi lagi menjadi pakaian baru, untuk bagian luar.
Di dalamnya, t-shirt bertuliskan #Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, sangat menyita perhatian wartawan dan undangan lainnya.
Jelas sekali terlihat, Ganis yang Aremania tulen itu, ingin mengingatkan publik, untuk tidak melupakan tragedi yang mengambil nyawa 135 Aremania.
Pesan yang tersirat dari kaos itu, begitu dalam. Sebagai wujud komitmen calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang ini, untuk memastikan bahwa tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 itu, tidak hanya diingat sebagai sebuah bencana internasional.
Tetapi juga sebagai titik awal, untuk kembali mencari keadilan bagi korban dan keluarga korban yang ditinggalkan.
Perempuan yang sempat mengenyam pendidikan di University of London, yang mengambil spesialisasi manajemen sepak bola itu, ingin memberikan kesan, pihaknya sangat mendukung penyelidikan yang transparan dan akuntabel, terkait dengan tragedi terbesar kedua di dunia ini.
“Tragedi ini, hanya hanya menjadi angka statistik. Tetapi harus diselidiki secara tuntas. Melibatkan pihak-pihak yang memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan publik,” tegas alumni magister UGM ini.
Sebagai perempuan yang dibesarkan di tengah-tengah keluarga ‘gila bola’, Ganis memang memahami bagaimana perasaan Aremania, terkait dengan Tragedi Kanjuruhan itu. Apalagi sejak kecil, Ganis Rumpoko sudah berada di tengah-tengah Aremania. Terjun langsung di tribun penonton, ketika Arema bertanding. Dimanapun juga.
“Dalam membangun kota ini, tidak hanya fokus pada pembangunan fisik kota. Tetapi juga pada aspek keadilan dan transparasi di dalam setiap kebijakan yang diambil,” sebutnya.
Karena itulah, pelayanan publik bukan hanya sekadar mesin birokrasi. Tetapi wujud nyata cinta yang tulus bagi semua. Di sini, kesehatan mental dihargai, bukan disisihkan.
Puskesmas mental, sebut Ganis, juga harus siap merangkul dan memberi ruang bagi mereka yang memerlukan penguatan hati dan pikiran.
“Untuk mereka yang lahir istimewa, para disabilitas, yang ingin suara dan haknya diakui dengan akses yang setara, dengan layanan yang inklusif,” tegasnya saat membuka debat publik.
Selain itu, Ganis Rumpoko yang menjadi juru bicara saat membuka debat, juga menyebutkan jika keterbukaan informasi publik, adalah kunci dari kepercayaan dan harapan.
“Nantinya melalui curhat langsung, kami ingin berbagi kritik, merakul dan menumbuhkan dialog tanpa takut,” tegasnya.
Sementara itu, terkait dengan digitalisasi dalam pelayanan publik, Ganis sangat yakin dengan segudang talenta yang dimiliki Kota Malang.
“Hari ini Kota Malang memiliki segudang talenta dalam pembuatan aplikasi digital. Sehingga isu teknis mengenai pelayanan digital tidak lagi menjadi kendala.”
“Ke depan, Sam HC – Ganis akan berkolaborasi dengan para pelaku industri digital, untuk meningkatkan pelayanan publik. Dimana platform yang tersedia, akan digunakan untuk menjaring permasalah rakyat,” tandasnya. (Ra Indrata)