Perkembangan Juventus dan Parma di Liga Italia Serie A
Juventus, yang sebelumnya menjadi juara Liga Italia Serie A selama sembilan musim berturut-turut, kini mengalami penurunan signifikan dalam performa. Sejak 2020, mereka tidak lagi mempertahankan posisi teratas liga. Pada musim lalu, Juventus hanya mampu menempati posisi keempat dengan selisih tipis dari tim-tim lain. Kegagalan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakmampuan untuk mengubah hasil imbang menjadi kemenangan secara konsisten.
Selain itu, Juventus juga tersingkir lebih awal dari Liga Champions. Kesulitan ini terus berlanjut, hingga mereka mencatat rekor klub dengan 20 pertandingan imbang di semua kompetisi. Akibatnya, pelatih Thiago Motta dipecat sebelum menyelesaikan musim pertamanya. Setelah itu, Igor Tudor, mantan bek dan asisten Juve, ditunjuk sebagai pelatih sementara. Ia berhasil menstabilkan situasi dan memberikan perbaikan pada performa tim.
Tudor kemudian diberi kesempatan untuk memperpanjang kontraknya dan memimpin Juventus dalam ajang Piala Dunia Antarklub yang baru. Selama pramusim, Juve menghadapi beberapa pertandingan uji coba, termasuk kemenangan 2-1 atas Atalanta BC. Meskipun jadwal pramusim dipersingkat, Juventus tetap menunjukkan peningkatan dalam performa.
Di bursa transfer, Juventus memiliki langkah yang terbatas karena masih membayar kesalahan masa lalu. Namun, kedatangan Jonathan David dari Lille diharapkan dapat memberikan dorongan bagi lini depan yang sedang terpuruk. David, yang telah mencetak setidaknya 15 gol dalam empat musim terakhirnya di Ligue 1, akan menjadi andalan utama dalam serangan Juve.
Performa Parma di Liga Italia
Parma, di sisi lain, berhasil menyelesaikan misi bertahan di Serie A musim lalu. Mereka mengalahkan Juventus 1-0 di Stadio Tardini pada bulan April, setelah sebelumnya bermain imbang 2-2 di Turin. Di laga penutup, Parma memenangkan pertandingan 3-2 atas Atalanta, sehingga memastikan mereka akan bermain di Serie A dua musim berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2021.
Namun, pelatih kepala Cristian Chivu meninggalkan klub untuk bergabung dengan Inter Milan. Hal ini menyebabkan kekosongan di bangku cadangan. Pelatih baru Carlos Cuesta, yang berusia 30 tahun 26 hari, menjadi pelatih termuda ketiga yang debut di kasta tertinggi Italia setelah pindah dari Arsenal. Cuesta berkomitmen untuk melanjutkan jejak sukses Chivu, yang berhasil membuat Parma hanya kalah satu kali dari delapan pertandingan melawan tim-tim papan atas.
Prediksi Skor dan Susunan Pemain
Dalam pertandingan mendatang antara Juventus dan Parma, prediksi skor yang muncul adalah Juventus 3-1 Parma. Dari empat pertemuan sebelumnya, Bianconeri memenangkan semua pertandingan dengan agregat 9-2. Juventus diharapkan unggul karena lini serang yang lebih kuat dan efektif.
Susunan pemain Juventus yang diprediksi adalah: Di Gregorio; Kalulu, Bremer, Kelly; Mario, Thuram, Locatelli, Cambiaso; Conceicao, Yildiz; David. Sementara itu, susunan pemain Parma yang diprediksi adalah: Suzuki; Delprato, Circati, Valenti; Lovik, Bernabe, Keita, Valeri; Almqvist, Ordonez; Pellegrino.
Pemain seperti Yildiz dan Pellegrino diharapkan menjadi pembeda dalam pertandingan ini. Meski Parma memiliki beberapa pemain penting, seperti Marco Pellegrino, namun Juventus tetap diunggulkan dalam laga ini.