InfoMalangRaya.com—Presiden Türkiye Recep Tayyip Erdogan membahas perkembangan terbaru dalam situasi Israel-Palestina dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman secara terpisah pada hari Rabu, (11/10/2023).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dikutip Anadolu Agency, Erdogan dan Tebboune membahas secara rinci proses mengkhawatirkan yang terjadi baru-baru ini, yang ditandai dengan situasi terkini Israel-Palestina, menurut Direktorat Komunikasi Türkiye.
Pemimpin Turki mengatakan tujuannya adalah untuk mengakhiri ketegangan di kawasan tanpa meluas ke negara lain dan untuk mencapai perdamaian yang adil melalui negosiasi.
Menunjuk pada “upaya tulus dan damai” yang dilakukan Türkiye, ia menambahkan bahwa dukungan dari komunitas internasional, khususnya dari negara-negara kawasan, juga diharapkan.
Dalam panggilan telepon terpisah dengan bin Salman, Erdogan mengatakan Türkiye berupaya mengirimkan bantuan kepada warga sipil tak berdosa yang terkena dampak serangan yang sedang berlangsung.
Dia menggarisbawahi bahwa pemboman terhadap permukiman sipil tidak dapat diterima, dan menekankan pentingnya pesan konstruktif dari negara-negara kawasan untuk mengakhiri pertempuran.
Pembicaraan dengan Anwar Ibrahim
Sebelumnya, Erdogan juga menghubungi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Melalui postingan di X, yang dulu bernama Twitter, Anwar menginformasikan bahwa diskusi tersebut dilakukan melalui percakapan telepon. “Kami menyinggung perkembangan terkini yang melibatkan Palestina dan ‘Israel’,” kata Anwar.
Hari Senin, 9 Oktober, pemerintah Malaysia mengumumkan akan segera menyalurkan RM1 juta ke Palestine Humanitarian Trust Account (AAKRP) yang dikelola oleh Kementerian Luar Negeri, menyusul situasi di Jalur Gaza.
PM Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat pertemuan bilateral dalam memerangi islamophobia bersamaan dengan Majelis Umum PBB ke-78
Pertempuran terbaru di Palestina yang melibatkan pejuang Al-Qassam, sayap militer Hamas, penguasa di Gaza dengan rezim penjajah ‘Israel’ dimulai sejak 7 Oktober.
Pejuang Al-Qassam memulai “Operasi Taufan (Badai) Al-Aqsha terhadap pos-pos militer penjajah ‘Israel’, sebuah serangan mendadak, dibarengi tembakan 5000 roket, infiltrasi ke wilayah Palestina yang telah dicapleok ‘Israel’ melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan pembalasan atas berbagai penodaan di Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur (Baitul Maqdis), pelecehan wanita-wanita Palestina dan meningkatnya kekerasan pemukim haram ‘Israel’ terhadap warga Palestina yang meningkat.
Menanggapi tindakan Hamas, militer Zionis melancarkan “Operasi Pedang Besi” yang menyasar warga sipil, wanita dan anak-anak. Respons penjajah meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung sejak tahun 2007.*