InfoMalangRaya, Indonesia – Konflik antara manajemen Paris Saint-Germain dan Kylian Mbappe membuat Asosiasi Pesepak Bola Prancis (UNFP) bersuara. Mereka menilai PSG telah berlaku sewenang-wenang kepada sang pemain.
Hal itu diungkapkan UNFP dalam menyikapi pernyataan Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi yang menyebutkan para pemain yang tak masuk skuad pramusim ke Jepang dipastikan tak masuk dalam rencana klub. Mbappe termasuk di dalamnya.
“Para pemain itu, semuanya, harus menikmati kondisi kerja yang sama dengan para pekerja profesional lainnya,” urai UNFP dalam pernyataannya seperti dikutip InfoMalangRaya dari Sport1.
Lebih jauh, UNFP menambahkan, “Kami merasa perlu mengingatkan para manajer bahwa memberikan tekanan kepada para pekerja, misalnya dengan penurunan kondisi kerja, untuk memaksa mereka pergi atau menerima keinginan majikan dikutuk keras oleh hukum Prancis.”
Alasan PSG Tak Masuk Akal
Secara khusus, UNFP menilai putusan PSG mengeluarkan Kylian Mbappe dari tim utama dan menyuruhnya berlatih dengan tim lapis kedua tak punya alasan kuat. Langkah itu jelas-jelas menunjukkan kesewenang-wenangan klub.
“Paling-paling alasannya adalah pemain tak masuk dalam rencana pelatih. Itu adalah alasan palsu jika menyangkut pemain yang jadi top scorer dalam sejarah klub Paris itu, salah satu pemain terbaik dunia,” ujar UNFP lagi.
Lebih lanjut, asosiasi pesepak bola Prancis itu mengingatkan manajemen Les Parisiens, terutama Nasser Al-Khelaifi, untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Dalam hal ini, Pasal 507 Piagam Liga.
“Mungkin Presiden Paris tak tahu. Menurut pasal itu, mengirim secara permanen dan definitif ke grup latihan kedua yang sama dengan mengeluarkan mereka, jelas-jelas tidak diperbolehkan,” kata UNFP.
Mbappe bukan satu-satunya pemain yang dipaksa berlatih dengan tim cadangan pada saat ini. Georginio Wijnaldum, Leandro Paredes, Colin Dagba, dan Julian Draxler juga mengalami hal serupa.