InfoMalangRaya, Indonesia – Pada awal musim ini, Paris Saint-Germain mendapuk Luis Enrique sebagai pelatih baru. Harapannya, PSG akan menjulang. Namun, fakta pada awal musim ini tidaklah demikian.
Bersama Enrique, Les Parisiens justru menjalani start terburuk di Ligue1. Kekalahan 2-3 di kandang sendiri dari Nice, Sabtu (16/9/2023), membuat tim asuhan Enrique hanya memetik 8 poin dari 5 pekan awal.
Itu adalah yang terendah sejak klub kebanggaan Kota Paris itu dimiliki Qatar Sports Investments pada 2011. Kali terakhir Les Parisiens meraih poin lebih sedikit pada 2010-11 atau tepat sebelum kepemilkan diambil alih QSI. Kala itu, mereka hanya meraih 7 poin dari 5 pekan awal Ligue 1.
Sebelum musim ini, PSG di tangan QSI selalu mampu meraih setidaknya 9 poin. Itu terjadi tiga kali, yaitu pada 2012-13 bersama Carlo Ancelotti, 2014-15 bersama Laurent Blanc, dan 2020-21 bersama Thomas Tuchel.
Bayang-Bayang Thomas Tuchel di PSG
Kisah musim 2020-21 terbilang epik. Musim itu, Paris Saint-Germain menelan kekalahan beruntun pada 2 pekan awal Ligue 1. Mereka kalah dengan skor identik 0-1 dari Racing Lens dan Olympique Marseille.
Namun, Tuchel mampu membangkitkan timnya dengan meraih 8 kemenangan beruntun dan hanya kebobolan 1 gol. Laju kemenangan mereka baru terhenti saat bertandang ke markas AS Monaco dengan kekalahan 2-3.
Satu hal yang harus diperhatikan betul-betul oleh Enrique, manajemen Les Parisiens terbilang tak sabaran. Start awal yang buruk adalah sinyal bahaya. Dia kini dibayangi kisah pahit Tuchel yang meraih 9 poin pada 5 laga awal Ligue 1 2020-21.
Tuchel harus angkat kaki dari Parc des Princes pada pengujung Desember 2020. Padahal, PSG masih berada di posisi ke-3 klasemen Ligue 1 dengan hanya terpaut 1 poin dari 2 tim teratas. Lalu, di Liga Champions mereka pun lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup H.