InfoMalangRaya.com– Perdana Menteri Mongolia mengundurkan diri setelah foto-foto di media sosial yang menunjukkan gaya hidup mewah putranya mendorong pihak berwenang untuk melakukan investigasi anti-korupsi dan mengundang kemarahan masyarakat.
Luvsannamsrain Oyun-Erdene, yang menyatakan dirinya tidak melakukan kesalahan (korupsi), kehilangan mosi percaya di parlemen hari Selasa (3/6/2025), lansir BBC.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan putra Oyun-Erdene dan pacarnya bergaya memamerkan tas merk Dior berwarna hitam dan beberapa tas belanja saat liburan merayakan pertunangan mereka.
Masyarakat Mongolia mempertanyakan bagaimana keluarga Oyun-Erdene mampu membiayai gaya hidup semacam itu. Media lokal melaporkan bahwa badan anti-korupsi sudah menelusuri keuangan mereka.
Selama pemungutan suara mosi kepercayaan pada hari Selasa, sebanyak 44 dari 88 anggota parlemen yang ikut serta dalam pemungutan suara rahasia memilih untuk memberikan dukungan kepada Oyun-Erdene, sementara 38 lainnya memilih untuk menentangnya. Dia membutuhkan dukungan dari setidaknya 64 dari 126 anggota parlemen untuk mempertahankan jabatannya.
“Merupakan suatu kehormatan untuk dapat mengabdi kepada negara saya dan rakyatnya di masa-masa sulit, termasuk pandemi, perang, dan tarif,” katanya usai pemungutan suara di parlemen.
Ratusan pengunjuk rasa, kebanyakan kaum muda, turun ke jalan selama dua pekan sebelum pemungutan suara di parlemen digelar. Mereka menuntut pengunduran diri Oyun-Erdene.
Menurut Transparency International, korupsi di Mongolia semakin marak sejak Oyun-Erdene naik ke puncak kekuasaan tahun lalu. Mongolia berada di peringkat ke-114 dari 180 negara dalam hal transparansi pemerintahan.
Bekas negara komunis itu beralih menjadi negara demokrasi menyusul keruntuhan Uni Soviet pada awal 1990-an.Korupsi sejak dulu sampai sekarang merupakan masalah yang senantiasa membelit negara itu.
Tahun lalu, pihak kejaksaan Amerika Serikat berusaha menyita dua apartemen mantan PM Mongolia Sukhbaatar Batbold di New York, yang diduga dibeli dengan uang yang diselewengkan dari sektor pertambangan.
Batbold, yang menjabat dari tahun 2012 sampai 2015, membantah tuduhan korupsi.
Beberapa tahun terakhir, Mongolia berusaha membina hubungan yang lebih dekat dengan Barat, dengan menjadikan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai bagian dari kebijakan luar negeri “tetangga ketiga”.*