InfoMalangRaya.com—Delapan mantan perwira Angkatan Laut (AL) India dijatuhi hukuman mati di Qatar dengan tuduhan menjadi mata-mata penjajah ‘Israel’. Kedelapan orang tersebut bekerja di sebuah perusahaan swasta yang membantu angkatan bersenjata Qatar, termasuk perwira yang pernah memimpin kapal perang India, demikian lansir media India, NDTV, Kamis, (26/10/2023).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pada Agustus 2022, para pensiunan perwira tersebut ditangkap atas tuduhan mata-mata dan dituduh melakukan spionase dan aksi terorisme yang disponsori negara.
Menurut laporan, delapan orang tersebut memata-matai Qatar dalam proyek rahasia milik angkatan laut.
Orang-orang yang dihukum adalah Kapten Navtej Singh Gill, Kapten Birendra Kumar Verma, Kapten Saurabh Vasisht, Komandan Amit Nagpal, Komandan Purnendu Tiwari, Komandan Sugunakar Pakala, Komandan Sanjeev Gupta dan Pelaut Ragesh Gopakumar.
Mereka bekerja di perusahaan swasta, Dahra Global Technologies and Consultancy Services, yang menyediakan pelatihan dan layanan lainnya untuk angkatan bersenjata Qatar.
Orang-orang tersebut, ditangkap di Doha tahun lalu, dituduh memata-matai kapal selam canggih milik Qatar untuk kepentingan Zionis-’Israel’. Kapal selam ini dilapisi dengan bahan khusus yang meningkatkan kemampuan silumannya, sesuatu yang berharga bagi angkatan laut mana pun di dunia.
Pendukung Zionis
Perdana Menteri India Narendra Modi adalah salah satu pemimpin dunia pertama yang menyatakan dukungannya terhadap penjajah ‘Israel’ sejak negara ilegal itu meluncurkan Operasi Pedang Besi pada tanggal 7 Oktober 2023.
“Pikiran dan doa kami bersama para korban (‘Israel’) yang tidak bersalah dan keluarga mereka. Kami berdiri dalam solidaritas dengan ‘Israel’ pada saat yang sulit ini,” demikian pernyataanya.
Sementara itu, akun-akun sayap kanan India – banyak di antaranya menggambarkan bendera India berdampingan dengan bendera penjajah– telah menyuarakan dukungan paling kuat untuk ‘Israel’ secara online, dan merupakan salah satu produsen dan penguat disinformasi anti-Palestina di dunia.
Para pendukung pro-penjajahan ini juga menunjukkan kehadiran mereka di jalan-jalan India, di mana demonstrasi diselenggarakan untuk mendukung ‘Israel’, menyatakan dukungan yang teguh bahkan dalam menghadapi peristiwa kontroversial seperti pemboman Rumah Sakit Baptis Al Ahli, serangan paling mematikan dalam perang ini yang menewaskan lebih dari 500 warga Palestina, mayoritas adalah anak-anak.
Kelompok sayap kanan di India mengaitkan serangan itu dengan Hamas dan bukan penjajah, meskipun bukti menunjukkan ‘Israel’ paling bertanggung jawab.*