InfoMalangRaya, Indonesia – Rahmad Darmawan melontarkan kritik tajam terhadap regulasi baru Super League 2025–26 yang mengizinkan setiap klub mendaftarkan hingga 11 pemain asing. Pelatih Liga Indonesia All Stars di ajang Piala Presiden itu menilai kebijakan ini berpotensi menjadi bumerang bagi perkembangan pemain lokal.
RD, sapaan akrabnya menyoroti dua sisi dari kebijakan tersebut, yakni aspek industri dan aspek pembinaan. “Ada dua pendekatan yang harus kita lihat. Satu terkait industrialisasi sepak bola, kedua kesempatan bermain kepada pemain,” ucapnya. “Kalau bicara dua sisi itu, memang ada kontradiksi. Kita harus mengorbankan satu hal untuk mendapatkan hal lainnya.”
Regulasi baru Super League musim ini memang memungkinkan delapan pemain asing tampil di setiap pertandingan, naik dari musim lalu yang hanya memperbolehkan enam. Menurut Rahmad Darmawan, situasi ini berpotensi menekan ruang gerak pemain lokal untuk berkembang dan mendapatkan menit bermain reguler.
“Sebagai pelatih lokal, saya jujur dari hati masih ingin regulasinya seperti tahun lalu. Enam asing boleh main dan delapan didaftarkan, itu lebih ideal,” tegasnya.
Rahmad Darmawan Minta Pembinaan Juga Diperhatikan
Rahmad Darmawan menegaskan, dirinya memahami kebutuhan industri sepak bola modern yang menuntut kualitas tinggi, namun pembinaan jangka panjang pemain lokal tetap harus jadi prioritas.
“Jujur, saya paham kebutuhan industri. Tapi saya juga sadar pentingnya pembinaan pemain lokal dalam jangka panjang,” ujar pelatih yang pernah membawa Sriwijaya FC dan Persipura berjaya.
Kini, dia menunggu bagaimana hasil dari kebijakan ini dalam satu musim ke depan. “Keputusan sudah dibuat. Tinggal kita lihat saja nanti hasilnya, apakah musim depan lebih baik dengan delapan pemain asing yang tampil atau tidak. Kita bisa bandingkan dari performa liga dan kontribusinya ke timnas.”