Ratusan Warga Suriah Desak Bashar al Assad Turun dari Kekuasaan

InfoMalangRaya.com—Ratusan warga melancarkan protes di Suriah selatan untuk mendesak Presiden Bashar al-Assad mundur dari kursi kekuasaan. 
Protes ini mengakhiri dua minggu demonstrasi yang meletus setelah kekhawatiran mengenai biaya hidup dan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, namun berakhir dengan ajang pembantaian terhadap rakyanya sendiri.
Al Jazeera melaporkan bahwa para demonstran yang melancarkan protes di kota Sweida mendesak Bashar untuk ‘membebaskan’ negara dari kekuasaannya. “Bashar keluar! Bebaskan Suriah!,” teriak orang-orang yang ikut protes.
Suriah berada dalam krisis ekonomi yang parah ketika mata uang negara tersebut jatuh ke level terendah 15.500 pound Suriah terhadap Dolar bulan lalu. Mata uang ini diperdagangkan pada 47 pound Suriah terhadap dolar pada awal perang di negara itu 12 tahun lalu.
Protes awalnya didorong oleh masalah inflasi yang tinggi dan memburuknya perekonomian negara, namun beralih fokus karena pengunjuk rasa menuntut jatuhnya kepemimpinan Bashar Kabarnya, protes yang terjadi di provinsi Sweida yang dikuasai negara dianggap jarang terjadi.
Kritik terbuka terhadap pemerintah masih jarang terjadi di wilayah yang dikuasai pemerintah, namun protes seperti itu masih mungkin terjadi mengingat situasi ekonomi yang memburuk.
Persentase warga yang berpartisipasi dalam protes kemarin cukup besar meskipun ada perpecahan di antara para pemimpin komunitas Druze terkait demonstrasi tersebut.
Etnis Druze adalah komunitas minoritas yang sebagian besar tetap netral dalam konflik antara Bashar dan kelompok penentang kepemimpinannya. Namun, sejumlah anggota komunitas Druze mengecam desakan para pengunjuk rasa yang menginginkan Bashar mundur dari jabatannya.
Menurut mereka, perbaikan apa pun dalam situasi sosio-ekonomi negara saat ini harus dilakukan melalui dialog. Sementara itu, puluhan pengunjuk rasa dilaporkan berkumpul di provinsi Daraa, kemarin.
Rata-rata pengunjuk rasa mengibarkan bendera bintang tiga yang melambangkan kebangkitan Suriah, selain membawa poster yang mengkritik peran Iran, sekutu utama Bashar.
Daraa al-Balad pernah diblokade pasukan rezim Bashar pada 25 Juni setelah penduduk, termasuk mantan anggota oposisi Suriah, menolak untuk menyerahkan senjata ringan dan mengizinkan pasukan rezim untuk menggeledah rumah-rumah di daerah tersebut.
Daraa, yang dikenal sebagai tempat kelahiran Revolusi Suriah, menjadi rumah bagi 40.000 penduduk dan merupakan kubu oposisi hingga 2018.
Suriah dilanda perang saudara sejak awal 2011 ketika rezim Bashar al-Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi dengan senjata tajam.
Menurut angka resmi PBB, lebih dari 350.000 orang tewas selama konflik, tetapi kelompok hak asasi manusia memperkirakan jumlah korban tewas berkisar 500.000-600.000.
Lebih dari 14 juta harus meninggalkan rumah mereka, menjadi pengungsi atau pengungsi internal, menurut Uni Eropa. Sebagian besar pengungsi Suriah banyak Turki, sebagian kecil lain berapa di Eropa dan negara Timur Tengah.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *