IMR
,
Jakarta
– Penggunaan gawai di kalangan anak hingga orang tua tidak lagi bisa dihindari. Gawai telah menyediakan berbagai macam fitur yang bisa memudahkan dalam pekerjaan dan juga menyediakan hiburan, seperti video dan game. Namun durasi menonton layar atau
screen time
terlalu lama bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Dikutip dari
All About Aision
, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) Pediatrics mengungkap bahwa durasi menonton
layar
atau
screen time
dapat berhubungan dengan keterlambatan perkembangan pada anak-anak usia dini.
Penelitian ini didasarkan pada laporan dari orang tua mengenai kebiasaan menonton layar anak saat berusia 1 tahun, serta penilaian keterampilan perkembangan mereka pada usia 2 dan 4 tahun, dengan melibatkan hampir 8.000 anak.
Data menunjukkan bahwa anak-anak berusia 1 tahun yang menghabiskan waktu lebih dari empat jam per hari di depan layar mengalami keterlambatan dalam kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah ketika mereka berusia 2 dan 4 tahun. Selain itu, paparan layar yang tinggi juga berkaitan dengan keterlambatan perkembangan motorik halus serta keterampilan sosial dan pribadi pada usia 2 tahun.
Menurut seorang dokter spesialis anak dan ahli perkembangan perilaku di Rumah Sakit Anak NewYork-Presbyterian Komansky, Jennifer F. Cross, anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan perangkat elektronik seperti iPad, ponsel, atau televisi kesulitan untuk terlibat dalam kegiatan non-digital. Hal ini bisa menghambat mereka dalam mengembangkan imajinasi, kreativitas, eksplorasi alam, serta keterampilan sosial melalui interaksi langsung dengan teman sebaya.
Berikut ini adalah rata-rata waktu yang dihabiskan anak-anak per hari untuk kegiatan berbasis layar:
- Anak usia 0–2 tahun: sekitar 49 menit per hari
- Anak usia 2–4 tahun: sekitar 2 hingga 2,5 jam per hari
- Anak usia 5–8 tahun: lebih dari 3 jam per hari
- Praremaja usia 8–12 tahun: hampir 5 jam per hari
- Remaja: mendekati 7,5 jam per hari
Angka-angka tersebut mencakup penggunaan layar untuk hiburan seperti aplikasi, video game, televisi, dan film, namun tidak termasuk waktu yang digunakan untuk tugas sekolah atau aktivitas pendidikan lainnya. Karena merupakan angka rata-rata, banyak anak yang bahkan melampaui durasi tersebut.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Pediatrics pada November 2021 mencatat kelompok anak usia 12–13 tahun menghabiskan rata-rata 7,7 jam per hari untuk kegiatan berbasis layar di luar jam sekolah, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan rata-rata 3,8 jam per hari sebelum pandemi.
Fakta ini menunjukkan bahwa baik anak-anak maupun orang dewasa kini cenderung menghabiskan waktu yang cukup besar di depan layar. Karena itu, penting untuk memahami panduan waktu layar yang sesuai untuk tiap kelompok usia, mulai dari bayi, balita, anak-anak, hingga orang dewasa.
Rekomendasi Screen Time yang Aman Berdasarkan Usia
18 Bulan – 2 Tahun
Balita berusia 18 bulan hingga 2 tahun disarankan hanya menatap layar kurang dari satu jam per hari. Konten yang ditonton sebaiknya bersifat edukatif dan ditonton bersama orang tua atau pengasuh. Penggunaan perangkat seperti ponsel atau tablet secara mandiri sebaiknya dihindari pada kelompok usia ini.
Orang tua juga disarankan tidak langsung memberikan perangkat digital saat anak rewel, karena hal ini bisa menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
2-5 Tahun
Untuk anak-anak usia 2 hingga 5 tahun, waktu menonton layar juga perlu dibatasi. Disarankan tidak lebih dari satu jam per hari pada hari biasa dan kurang dari tiga jam di akhir pekan.
Jenis media yang digunakan sebaiknya bersifat edukatif dan interaktif, dan idealnya digunakan bersama orang tua. Jika anak sudah mulai menonton atau bermain sendiri, penggunaan perangkat berlayar besar seperti tablet atau komputer lebih dianjurkan dibandingkan ponsel karena memberi tekanan visual yang lebih rendah.
6 Tahun ke Atas
Anak usia 6 tahun ke atas dianjurkan untuk membatasi waktu layar untuk hiburan menjadi kurang dari dua jam setiap hari kerja. Batasan waktu dan konten tetap perlu diterapkan, sembari tetap menyediakan waktu untuk aktivitas penting lain seperti tidur yang cukup, makan bersama keluarga, aktivitas fisik 1–2 jam per hari, serta waktu tanpa layar.
Seiring bertambah usia, anak-anak praremaja dan remaja mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar untuk keperluan sekolah. Meski demikian, waktu untuk hiburan tetap perlu dibatasi di bawah dua jam per hari kerja.
Orang tua bisa mulai berdiskusi lebih dalam tentang dampak penggunaan layar serta pentingnya mengatur batasan. Edukasi tentang menjaga privasi di internet dan bahaya perundungan siber juga penting diberikan.
Penggunaan media sosial dapat diawasi dengan ikut terhubung atau berteman di platform tersebut. Di tahap ini, memastikan perangkat digital tidak berada di kamar tidur menjadi penting untuk menjaga kualitas tidur yang optimal.
Orang Dewasa
Sementara itu, orang dewasa disarankan membatasi waktu menatap layar untuk hiburan antara dua hingga empat jam per hari, sedangkan untuk keperluan kerja idealnya tidak melebihi delapan jam. Disarankan pula untuk mengambil jeda secara berkala serta mengatur zona bebas layar.
Untuk menjaga keseimbangan hidup, penting bagi orang dewasa untuk menjadwalkan waktu penggunaan layar secara sadar, bukan berdasarkan kebiasaan. Mengurangi kebiasaan memeriksa ponsel secara impulsif atau menggulir media sosial tanpa tujuan dapat membantu, misalnya dengan meletakkan perangkat di ruangan lain agar tidak mudah dijangkau.
Ellya Syafriani
ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.