Tim Kajian dan Pemugaran Gunung Padang Mengumpulkan Ahli dari Berbagai Disiplin Ilmu
Gunung Padang, situs cagar budaya yang terletak di Cianjur, Jawa Barat, kini sedang menjadi fokus utama dari tim kajian dan pemugaran. Kepala tim, Ali Akbar, menjelaskan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan para peneliti dari berbagai bidang ilmu untuk melakukan rekonstruksi pada situs yang memiliki usia ribuan tahun ini.
“Situs ini sudah sangat tua, sebagian masih dalam kondisi baik, tetapi ada juga bagian yang mulai runtuh atau rusak. Oleh karena itu, kita perlu memfokuskan upaya pemugaran agar situs ini dapat lestari dan bertahan lebih lama,” ujar Ali Akbar kepada salah satu media.
Tahap awal dari proyek ini melibatkan pengumpulan semua riset yang telah dilakukan terkait Gunung Padang, termasuk penelitian yang menimbulkan kontroversi. “Kita akan memeriksa semuanya secara perlahan dan teliti,” tambahnya.
Ali Akbar juga menyebutkan bahwa pihaknya telah mengundang ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti arkeologi, sejarah, tradisi lisan, geografi, geologi, teknik sipil, arsitektur, serta planologi. Selain dari lembaga riset, tim juga melibatkan profesional dan akademisi dari beberapa universitas ternama, antara lain Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Trisakti. Bahkan, ahli pemugaran dari Universitas Hasanuddin di Makassar juga turut serta dalam tim ini.
Dalam proses kajian dan pemugaran, tim yang terdiri dari 80 orang tersebut akan bekerja selama dua hingga tiga bulan. Dari jumlah tersebut, 12 orang di antaranya bertindak sebagai ketua dari masing-masing sub-tim sesuai dengan bidang keahlian mereka. Beberapa nama peneliti yang terlibat antara lain arkeolog Yadi Mulyadi, arsitek Pon Purajatnika, serta Taqyuddin, yang pernah terlibat dalam penelitian Gunung Padang sebagai bangunan piramida.
Proses Rekonstruksi dan Tujuan Pemugaran
Ali Akbar menjelaskan bahwa rekonstruksi Gunung Padang akan dilakukan dengan pendekatan serupa seperti pemugaran candi-candi besar seperti Borobudur. Ia mengilustrasikan bahwa saat ditemukan, candi-candi tersebut dalam kondisi berantakan dan roboh. Namun, melalui proses pemetaan, dokumentasi, dan analisis detail, struktur tersebut kemudian diperbaiki dan dipertahankan.
Pemugaran Gunung Padang juga akan dilakukan dengan menggunakan dana berskema public private partnership (PPP) pada tahun ini. Menurut Ali Akbar, pemerintah tidak boleh memberikan batasan waktu yang terlalu ketat agar tim dapat bekerja secara tenang dan maksimal.
Ia menyoroti bahwa di sisi barat situs, terdapat longsoran yang menyebabkan batu-batu jatuh. Untuk itu, langkah-langkah penguatan dan pemulihan struktur akan dilakukan berdasarkan hasil kajian arkeologis.
Riset Lanjutan dan Tanggapan dari Para Ahli
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan pernah menyampaikan bahwa tujuan pemugaran adalah agar situs Gunung Padang lebih terawat dengan kaidah tertentu, mirip dengan yang dilakukan pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa tidak mungkin sepenuhnya mengembalikan situs ke bentuk aslinya karena tidak adanya blue print yang lengkap.
Riset lanjutan terkait Gunung Padang akan menjadi ranah Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Dari hasil integrasi studi yang dilakukan, tim kajian dan pemugaran akan meminta tanggapan dari para ahli yang mengetahui atau peduli terhadap Gunung Padang. Setelah itu, hasil kajian tersebut akan digunakan untuk melakukan rekonstruksi yang direncanakan dimulai pada akhir tahun ini.