InfoMalangRaya.com– Seorang remaja autis asal Inggris yang meretas dan mencuri 90 klip game GTA 6 (Grand Theft Auto 6) yang belum dirilis dijatuhi hukuman kurungan di rumah sakit tanpa batas waktu.
Arion Kurtaj, 18, sedang dalam status bebas bersyarat dari tahanan karena meretas perusahaan software Nvidia dan BT/EE dan berada di bawah pengawalan polisi di sebuah hotel Travelodge ketika dia melanjutkan aksi peretasan dan menerobos jaringan Rockstar Games, perusahaan di balik GTA. Demikian diungkap di pengadilan.
Meskipun kala itu laptopnya sudah disita, Kurtaj melakukan serangan siber hanya dengan menggunakan Amazon Firestick, televisi di hotel dan sebuah ponsel. Dia menerobos sistem pengiriman pesan internal Slack perusahaan video game tersebut dan menuliskan pesan, “Jika Rockstar tidak mengontak saya di Telegram dalam waktu 24 jam saya akan mulai merilis source code-nya.”
Kurtaj, pemuda asal Oxford, Inggris, dan bagian dari kelompok peretas Lapsus$, kemudian merilis klip dan source code yang dicurinya di sebuah forum.
Pengadilan memutuskan pemuda autis itu akan dikurung di rumah sakit sampai dokter yang memeriksanya menyatakan dia tidak lagi berbahaya, kata hakim di pengadilan Southwark dalam persidangan hari Kamis (21/12/2023) seperti dilansir The Guardian.
Kasus itu mendorong Kepolisian Kota London untuk mengeluarkan imbauan agar para orangtua memperhatikan penggunaan internet oleh anak-anaknya.
Di pengadilan diungkap bahwa Kurtaj melakukan aksi kekerasan selama dalam tahanan, dengan laporan korban luka atau kerusakan properti mencapai puluhan.
Dokter yang memeriksanya menyatakan dia tidak layak dihadirkan di persidangan disebabkan kondisi autisme akut yang dideritanya. Juri di pengadilan diminta memutuskan apakah tuduhan yang didakwakan atas dirinya merupakan perbuatan kriminal.
Hasil pemeriksaan kesehatan mental yang dijadikan bahan pertimbangan bagi hakim untuk menjatuhkan hukuman menyebutkan bahwa Kurtaj menunjukkan niat kuatnya untuk kembali melakukan aksi peretasan sesegera mungkin. “Dia sangat bersemangat sekali.”
Seorang anggota Lapsus$ lain, yang berusia 17 tahun dan tidak dapat disebutkan namanya dengan alasan hukum, dinyatakan bersalah dalam persidangan kasus yang sama. Dia divonis bersalah dalam dua dakwaan penipuan, dua dakwaan melanggar undang-undang Computer Misuse Act dan satu dakwaan pemerasan.
Dia dihukum menjalani rehabilitasi untuk pelaku kriminal anak oleh pengadilan Guildford di Surrey pada hari Kamis.
Hakim juga memerintahkan dia menjalani supervisi selama 18 bulan, enam bulan rehabilitasi wajib dan tiga bulan supervisi dan pengawasan intensif.
Kelompok peretas itu melakukan aksinya antara Agustus 2020 dan September 2022 dengan menarget perusahaan telekomunikasi, pabrik pembuat suku cadang komputer, perusahaan pembuat video game dan lainnya.
Rockstar Games di persidangan mengatakan bahwa pembobolan itu menimbulkan kerugian $5 juta, tidak termasuk ribuan jam kerja yang harus dilakukan stafnya akibat peretasan itu.*