InfoMalangRaya.com– Pemerintah Korea Selatan memerintahkan lebih dari 1.000 dokter muda untuk kembali bekerja setelah mereka menggelar aksi mogok guna memprotes rencana penambahan jumlah dokter ke dalam sistem kesehatan negara itu.
Pihak berwenang mengatakan lebih dari 6.000 dokter muda dan dokter residen (dokter sedang pendidikan spesialis) mengundurkan diri hari Senin (19/2/2024), lansir BBC.
Di antara anggota OECD, Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan rasio dokter-per-pasien terendah, sehingga pemerintah bermaksud menambah lebih banyak lulusan kedokteran.
Namun, para dokter menentang rencana itu karena dianggap akan menambah berat persaingan di antara mereka, kata para pengamat.
Sistem kesehatan di Korea Selatan sebagian besar dijalankan oleh swasta dan kebanyakan prosedur terikat dengan sistem pembayaran asuransi. Lebih dari 90% rumah sakit di negeri K-Pop itu dikelola swasta.
“Lebih banyak dokter artinya persaingan lebih berat dan mengurangi pendapatan mereka… itu kenapa mereka menentang rencana penambahan jumlah dokter,” kata Prof. Soonman Kwon, seorang pakar kesehatan masyarakat di Seoul National University.
Dia mengatakan para dokter muda yang sangat menentang rencana itu disebabkan mereka nantinya yang paling terdampak atas kebijakan tersebut sementara mereka masih baru memulai karirnya.
Saat ini profesi dokter di Korea Selatan memperoleh gaji yang termasuk sangat baik di dunia. Data OECD tahun 2022 menunjukkan gaji rata-rata yang diterima seorang dokter spesialis di rumah sakit umum hampir $200.000 setahun.
Kementerian Kesehatan Korea Selatan hari Senin mengatakan sebanyak 1.630 dokter tidak hadir di tempat kerja pada hari itu dan sebanyak 6.415 dokter muda menyerahkan surat pengunduran diri.
Pihak penyelenggara aksi protes mengatakan mereka akan mogok kerja mulai hari Selasa ini (20/2/2024).
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Aksi mogok rencananya akan diikuti oleh 2.700 dokter muda, yang mencakup lebih dari seperti dokter aktif bertugas di lima rumah sakit papan atas di Korea Selatan. Mereka itu merupakan tulang punggung layanan unit gawat darurat di rumah sakit, lapor kantor berita Yonhap.
Aksi ini dikhawatirkan akan meluas, pasalnya mogok massal tersebut mendapatkan dukungan dari serikat pekerja medis ternama Korean Medical Residents Association (Daejeon Association) dan Korean Intern Resident Association.*