Infomalangraya.com –
Share
Tweet
Share
Share
Email
Jika dibandingkan dengan film-film Marvel Cinematic Universe lainnya, franchise “Venom” mungkin terasa sedikit berbeda. Film yang disutradarai oleh Andy Serkis (“Venom: Let There Be Carnage“) dan Ruben Fleischer (“Venom“) ini terasa lebih fun dan relax dibanding franchise “Captain America” maupun “Iron Man”.
Eddie Brock maupun Venom tidak memiliki misi besar untuk menyelamatkan dunia, ia hanya ingin makan Pizza ataupun Lobster saja. Namun di “Venom: The Last Dance“, para karakter utama kita dihadapkan pada tantangan yang cukup berat. Berhasilkah mereka menanganinya?
Eddie Brock (Tom Hardy, “The Dark Knight Rises“) kini menjadi buronan. Kemanapun ia pergi, ‘mata’ pemerintah akan mengikutinya. Bahkan ketika ia ‘muncul’ di Mexico, pihak yang berwajib tak buang waktu untuk segera melacak keberadaan sang investigative reporter tersebut.
Tak hanya pihak pemerintah, Eddie kini juga harus menghadapi ancaman dari alien serangga mematikan yang dilepas oleh Knull (Andy Serkis, “War for the Planet of the Apes“). Knull memerintahkan alien tersebut untuk mengambil ‘Codex’ yang ada di dalam diri Eddie dan Venom.
Apa yang dimaksud dengan ‘Codex’ tersebut? Apakah Eddie dan Venom mampu kabur dari perburuan pihak pemerintah dan serangan dari alien serangga mematikan?
Banyak yang berspekulasi bahwa “Venom: The Last Dance” adalah film terakhir dari franchise “Venom” yang dibintangi oleh Tom Hardy. Hal ini cukup masuk akal, mengingat film besutan sutradara Kelly Marcel (“Saving Mr. Banks“) yang menjadi co-writer untuk kedua film “Venom” ini menampilkan adegan yang memberikan konklusi atas kolaborasi Eddie Brock dengan Venom.
Sayangnya, film ketiga “Venom” ini kurang menggigit jika dibandingkan dengan dua film sebelumnya. Tampilan kualitas CGI yang ditawarkan juga terlihat kasar. Tak peduli seberapa bagus akting Tom Hardy, maupun mantapnya gravitas yang dipancarkan oleh Chiwetel Ejiofor yang berperan sebagai Rex Strickland. Semua itu tidak mampu menyelamatkan film berdurasi 1 jam 50 menit ini. As much as I love Eddie and Venom, this movie is not living up to the audience’s expectation.
Meski demikian, fans “Venom” masih bisa menikmati beragam adegan action seru yang hadir di paruh akhir film ini. Mulai dari kejar-kejaran di darat dan di dalam air, hingga beragam cara kreatif pemusnahan monster immortal yang sangat susah untuk dibunuh.
Film “Venom: The Last Dance” sudah tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai 23 Oktober 2024.
Buat kamu fans Venom, OPPO Indonesia baru-baru ini mengumumkan kolaborasi ekslusifnya dengan Sony Pictures lewat OPPO Reno12 F Series. Dilengkapi dengan fitur AI Studio dengan AI generatif canggih, all-round armour IP64 anti air dan debu, serta Halo Light dalam desain CosmosRing pada Reno12 F Series.
Yang menarik, fitur AI Eraser 2.0 yang ditawarkan juga mampu menghapus setiap objek yang mengganggu dalam foto dengan mudah. Jadi, kamu bisa menghapus orang, barang atau objek lain yang sekiranya mengganggu keindahan foto yang diambil. Selain itu, fitur AI Linkboost dalam OPPO Reno12 F Series ini juga bisa memberikan performa sinyal yang optimal di segala situasi bahkan di tempat yang sulit dijangkau sekalipun. Mantap, bukan?
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com