InfoMalangRaya.com– United Methodist Church sedang mengalami pergolakan besar karena lebih dari 7.000 gereja yang tergabung dalam denominasinya – seperempat dari total gereja UMC di AS – memutuskan untuk hengkang atau tetap bersama-sama.
Selama beberapa dekade, denominasi tersebut terjebak dalam perdebatan sengit mengenai teologi dan peran kaum homoseksual alias kelompok LGBTQ dalam gereja. UMC melarang pernikahan sesama jenis dan pendeta LGBTQ secara terbuka.
Namun, di tengah meningkatnya penolakan terhadap sikap anti-homoseksual di banyak gereja AS, sebagian dari kalangan konservatif memutuskan untuk meluncurkan denominasi baru yang terpisah bernama Global Methodist Church.
Kalangan progresif yang masih bertahan di UMC diperkirakan akan menghapus larangan terhadap kaum LGBT dalam General Conference yang akan digelar pada musim semi 2024.
Pemicu gereja hengkang dari UMC
Pada 2019, sebuah badan legislatif khusus General Conference memutuskan lewat pemungutan suara untuk memperketat aturan United Methodist tentang pelarangan perkawinan sesama jenis dan pentahbisan pendeta LGBTQ. Keputusan itu juga memberikan waktu lima tahun bagi gereja-gereja – yang tidak setuju dengan pengetatan aturan itu – untuk meninggalkan properti mereka setelah melakukan sejumlah pembayaran. Namun, gereja-gereja konservatif akhirnya berbondong-bondong keluar karena mereka melihat UMC sendiri tidak berupaya untuk menegakkan aturannya sendiri. Sebagian daerah kehilangan ratusan gereja, termasuk yang berukuran besar.
Dalam beberapa kasus perpecahan di antara mereka bukan hanya di tingkat regional tetapi juga di tingkat masing-masing gereja, di mana jemaat saling berseberangan soal homoseksual alias LGBTQ.
Banyak di antara gereja yang hengkang dari UMC memilih bergabung dengan Global Methodist Church (GMC), sebuah denominasi konservatif yang diluncurkan lebih dari satu tahun lalu. Sebagian gereja memilih bergabung dengan denominasi lain yang lebih kecil, menjadi independen atau masih menimbang-nimbang pilihan mereka. Beberapa gereja yang berada di Eropa dan Afrika juga memilih bergabung dengan GMC, lansir Associated Press Jumat (15/12/2023).*