InfoMalangRaya – Sebanyak 1.075 siswa sekolah menengah atas negeri (SMAN) 2 Kabupaten Situbondo (SMADA) melakukan aksi demontrasi, Senin (25/08/2025). Hal itu sebagai bentuk protes siswa akibat sejumlah pohon di Hutan Sekolah tersebut ditebang atas inisiatif kepala sekolah (Kasek) tanpa melibatkan guru dan komite serta siswa. Koordinator aksi, Zidan menyampaikan bahwa aksi demontrasi ini merupakan bentuk kekecewaan siswa terhadap kebijakan sepihak yang dilakukan oleh Kasek dengan menebang pohon di Lingkungan secara sepihak, bahkan ada dugaan kayu hasil tebangan dijual oleh kepala sekolah.
Baca Juga :
Disdik Jatim Pastikan Pendidikan Tanpa Pungli dan Tak Ada Penahanan Ijazah di Sekolah Negeri
“Kami siswa SMADA Situbondo sebanyak 1.075 dari kelas X hingga XII hari ini melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes keras atas tindakan kepala sekolah yang menebang sejumlah pohon di hutan sekolah tanpa alasan yang jelas,” ujar Zidan, siswa kelas XII SMADA Situbondo itu. Ia juga mengungkapkan bahwa ada 10 tuntutan yang dibawa oleh siswa dalam demonstrasi, di antaranya menutut kasek SMADA Situbondo untuk mengundurkan diri dari jabatannya. “Ada 10 tuntutan, di antaranya yakni kami meminta kembalikan hutan sekolah seperti semula, permintaan maaf secara terbuka kepala sekolah dan kepala sekolah harus mengundurkan diri karena tidak mampu menjaga lingkungan alam SMADA Situbondo sebagai sekolah Adiwiyata,” tegasnya. Tidak hanya itu, Zidan juga menyampaikan jika selama ini SMAN 2 Situbondo terkenal dengan hutan sekolahnya yang rindang sehingga mampu meraih predikat sebagai sekolah Adiwiyata. “Jangan sampai arogansi dan ambisi kepala sekolah, SMADA bukan malah naik kelas tapi malah turun kelas,” ujarnya. Namun, hingga aksi demontrasi selesai kepala sekolah tidak menemui siswa untuk memberikan klarifikasinya. Sementara itu, saat dikonfirmasi di ruangannya, Kepala Sekolah SMAN 2 Situbondo, Syaiful Bahri menampik tuduhan tersebut, ia menyatakan jika ia tidak menerima uang sepeser pun dari hasil tebangan pohon tersebut. “Jangankan menerima atau dapat uang, malah saya bayar tukang potong 2 juta pakai uang saya sendiri,” jelasnya.
Baca Juga :
Update Demo Hari Ini 25 Agustus: dari BEM Indraprasta hingga Isu Bubarkan DPR
Syaiful membeberkan alasannya tidak menemukan siswa yang melakukan aksi demontrasi, menurutnya lebih bijak untuk membicarakan hal tersebut dengan kepala dingin. “Saya minta maaf tidak menemui siswa, saya berfikir jika saya temui sekarang masih sama-sama terbawa emosi, nanti saya akan temui dengan agenda lain,” bebernya. Tidak hanya itu, Syaiful juga mengungkapkan alasannya memangkas dan menebang beberapa pohon di hutan sekolah yakni untuk menata kembali, sebab banyak semak belukar, dan ada pohon yang tidak tertata rapi, sehingga jika dibuat untuk kegiatan perkemahan khawatir membahayakan. “Itu saya tata Mas, pohon yang di tengah jalan itu saya pangkas, coba lihat sekarang itu kan lurus. Itu nanti proyeksi saya akan ada taman-taman yang bagus, sehingga SMAN 2 Situbondo bisa jadi edu park . Itu kan nanti akan ditanami lagi koordinasi dengan DLH. Selaan itu saya lihat sendiri ada ular dan biawak, bahkan ada tembok yang lubang sehingga air masuk menggenang,” ungkapnya. Syaiful menyampaikan permintaan maafnya jika apa yang ia lakukan dianggap salah, namun ia mengatakan jika tidak semua hal perlu diketahui oleh guru dan siswa serta komite sekolah. “Jangan sampai SMADA ini hanya milik segelintir orang, yang apa-apa harus atas ijin orang-orang itu. SMAN 2 Situbondo milik semuanya,” pungkasnya.
