Infomalangraya.com — Rivalitas panas antara Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta kembali menghangat jelang pertemuan keduanya di pekan ke-9 Super League 2025/2026.
Namun, kali ini suasananya berbeda karena suporter Green Force, Bonek, memilih menebar pesan damai dengan semboyan yang menggetarkan hati: “Rivalitas 90 menit, selebihnya kita saudara.”
Menjelang laga di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Sabtu (18/10/2025), atmosfer di kalangan suporter justru terasa lebih hangat dari sebelumnya.
Capo Yanu, salah satu figur di tribun Bonek, mengungkapkan pertemuan ini bukan sekadar adu gengsi dua tim besar, melainkan juga ajang silaturahmi antarsuporter.
“Mungkin ini sebagai pertemuan kedua antar suporter, antara Jakmania dan Bonek akan temu kangen lagi di Kota Pahlawan,” ujarnya dengan nada santai dikutip dari kanal Youtube Persebaya Surabaya, Selasa (14/10).
Ia menegaskan interaksi di antara dua kelompok suporter kini lebih banyak diwarnai candaan dan saling menghormati ketimbang ejekan.
Menurutnya, percakapan ringan di media sosial seringkali menjadi bumbu rivalitas sehat yang justru mempererat hubungan antarpendukung.
“Anak-anak Persija kadang bercanda, bilang ‘Mas, nanti buayanya jadi kadal,’ tapi itu cuma gojlokan biasa. Kita udah anggap hal seperti itu wajar, bukan masalah,” kata Capo Yanu sambil tersenyum.
Capo Yanu menegaskan semangat baru yang kini tumbuh di kalangan Bonek: rivalitas hanya berlaku selama pertandingan berlangsung.
Capo Yanu: Bonek Sudah Dewasa
Setelah peluit akhir berbunyi, semua kembali sebagai saudara dalam kecintaan terhadap sepak bola Indonesia. “Sekarang Bonek sudah dewasa. Enggak ada lagi chant rasis seperti dulu,” ujarnya.
Ia menambahkan, perubahan besar ini terjadi karena kesadaran bersama dari seluruh elemen suporter di Surabaya.
Empat kubu besar di tribun seperti Tribun Kidul, Green Nord, Gate 21, dan Tribun Timur, kini kompak menyuarakan semangat damai.
“Kalau empat elemen ini sudah sepakat damai, yang di bawah-bawah pasti ikut. Ini kekuatan suporter Surabaya,” tegasnya.
Proses menuju perdamaian dengan Jakmania memang tidak terjadi dalam semalam. Capo Yanu mengakui perlu waktu dan komitmen agar kedua kelompok pendukung benar-benar bisa berdiri berdampingan tanpa rasa curiga.
“Proses ini sama seperti waktu di Solo, butuh waktu. Tapi kalau dijalani terus, kita bisa satu tribun bareng,” tuturnya optimistis.
Pesan ini sekaligus menjadi seruan moral bagi seluruh Bonek dan Bonita menjelang pertandingan besar nanti.
“Dulur-dulurku kabeh arek-arek Suroboyo, jangan lupa tanggal 18 besok hijaukan GBT. Kita dukung tim kebanggaan meraih tiga poin,” seru Capo Yanu menutup pesannya dengan kalimat khas Bonek, “Salam satu nyali, wani!”
Persebaya dalam Tren Apik
Di sisi lain, semangat positif dari tribun tampaknya sejalan dengan performa apik Persebaya Surabaya di lapangan.
Tim asuhan pelatih Eduardo Perez itu sedang dalam tren bagus setelah menundukkan Semen Padang dan menahan imbang Dewa United pada dua laga terakhir.
Momentum itu ingin dilanjutkan saat menjamu Persija Jakarta yang kini berada satu tingkat di atas mereka di klasemen sementara.
Persebaya Surabaya berada di posisi keenam dengan 10 poin, hanya terpaut satu angka dari Macan Kemayoran di peringkat empat.
Kemenangan di laga ini bukan hanya soal gengsi dua tim legendaris, tapi juga peluang untuk menembus papan atas Super League 2025/2026.
Dukungan penuh puluhan ribu Bonek di GBT diyakini bisa menjadi energi tambahan untuk merebut tiga poin penting di kandang sendiri.
Persebaya Surabaya datang ke laga ini dalam kondisi hampir full team. Hanya kiper utama Ernando Ari yang absen di latihan persiapan tim karena baru selesai membela Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sementara pemain lainnya terus berlatih intensif demi menjaga konsistensi permainan.
Laga kontra Persija diyakini akan menjadi salah satu pertandingan paling dinanti musim ini, bukan hanya karena kualitas kedua tim, tapi juga karena makna di baliknya.
Simbol Kedewasaan Suporter Indonesia
Pertemuan dua klub besar ini kini menjadi simbol kedewasaan suporter Indonesia dalam menatap rivalitas.
Di tengah masih seringnya insiden antarpendukung di berbagai daerah, Bonek berusaha menunjukkan contoh positif.
Mereka ingin membuktikan fanatisme bisa berjalan beriringan dengan sportivitas dan rasa persaudaraan.
Rivalitas memang bagian dari sepak bola, tapi rasa hormat adalah napas dari setiap pertandingan yang bermartabat.
Itulah pesan kuat yang ingin disampaikan Bonek jelang laga akbar ini. Mereka ingin dunia melihat Surabaya tidak hanya punya nyali, tapi juga hati.
Ketika peluit kick-off berbunyi, GBT akan jadi saksi bagaimana dua tim besar Indonesia bertarung habis-habisan selama 90 menit. Namun setelahnya, hanya ada satu pesan yang tersisa, persaudaraan tak lekang oleh waktu.