InfoMalangRaya.com—Avi Shoshan, Juru Bicara Rumah Sakit Ichilov, Tel Aviv dipanggil pengadilan sebelum dipecat karena dianggap terlibat skandal seputar wawancara tawanan yang dibebaskan, Yochaved Lifshitz, yang mengatakan Hamas memperlakukan para tawanan dengan sangat baik dan menyalahkan Benyamin Netanyahu dalam serangan 7 Oktober 2023.
Avi Shoshan memfasilitasi Yochaved Lifshitz bertemu media usai dibebaskan Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas. Kepada pers, Lifshitz mengatakan menerima perawatan medis dan perawatan yang baik dari pejuang Palestina.
⚡️kan channel:Yocheved Lifshitz, tawanan yg dibebaskan #Qassam: “Kami berjalan berkilo-kilo di terowongan bawah tanah. Masing2 kami memiliki seseorang utk menjaganya. Kami makan apa yg juga mereka makan – keju putih, dan mentimun. Ini makanan kami tiap hari.” @ME_Observer_ pic.twitter.com/4sFHc98mYh— InfoMalangRaya.com (@hidcom) October 24, 2023
Menurut media Yahudi, haaretz, perkataan Lifshitz itu dinilai menguntungkan kelompok pejuang pembebasan Palestina dan menyebabkan kerusakan propaganda Israel. Karena itru, Kementerian Kesehatan penjajah saat ini mengeluarkan prosedur baru untuk menangani proses pembebasan tawanan.
Shoshan adalah orang yang menyelenggarakan konferensi pers berdasarkan perannya sebagai juru bicara rumah sakit, namun pejabat senior rumah sakit juga dianggap terlibat dalam pertemuan tersebut – termasuk Direktur Rumah Sakit Roni Gamzo.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Zionis juga telah memanggil Gamzo. Usai pemanggilan, keesokan harinya, Gamzo meminya Shoshan cuti secara paksa.
Kantor Perdana Menteri Zionis mengatakan konferensi pers pihak Lifshitz telah menyebabkan rusaknya citra negara. Direktur komunikasi markas besar keluarga korban tawanan dan orang hilang juga mengkritik adanya konferensi pers tersebut.
“Meskipun ada upaya luar biasa untuk meyakinkan dunia bahwa para korban penculikan harus dibebaskan sesegera mungkin, seseorang datang dan mengatakan bahwa mereka dirawat dengan baik.”
Beberapa hari kemudian, Kementerian Kesehatan penjajah ‘Israel’ mengirim pemberitahuan ke semua rumah sakit tentang prosedur baru menangani media, khususnya kepada tawanan yang telah dibebaskan pejuang Palestina. Sesuai prosedur, perawatan korban yang dibebaskan akan dilakukan di kompleks yang terpisah dari pasien lain, dan hanya keluarga, tim medis, dan petugas keamanan saja yang boleh masuk.
Prosedur tersebut menyatakan bahwa “ketika korban penculikan dirawat di rumah sakit, rumah sakit akan mengeluarkan pemberitahuan penerimaan korban penculikan dan kondisi medis mereka pada saat masuk, tanpa memberikan rincian identitas dan sesuai dengan undang-undang kerahasiaan medis” dan bahwa “semua pemberitahuan akan berkoordinasi dengan juru bicara Kementerian Kesehatan”.
Pemerintah Zionis juga memberlakukan semua liputan media akan dikoordinasikan dengan juru bicara Kementerian Kesehatan pihak penjajah.
Diperlakukan Baik
Yochaved Lifshitz adalah salah satu dari dua sandera – satunya wanita lanjut usia bernama Nurit Cooper, 79— yang dibebaskan Hamas pada Senin (22/10/2023). Dalam wawancaranya dengan media beberapa hari usai dilepas pejuang Al-Qassam karena alasan kemanusiaan, ia menceritakan kebaikan para pejuang kemerdekaan Palestina.
Dia dan semua sandera tidur di kasur di lantai terowongan. Mereka juga makan makanan yang sama seperti pejuang Hamas, termasuk menerima perawatan rutin dari seorang dokter dan para medis.
“Dokter di sana membawakan kami obat-obatan yang setara dengan yang kami gunakan di ‘Israel’,” ujar dia.
BREAKING #Gaza #AlQassam syiarkan dokumentasi pembebasan dua tawanan, Nurit Yitzhak dan Yochved Lifshitz, karena alasan kemanusiaan meski Zionist ‘Israel’ menolak menerima. Zionist tuduh pembebasan ini mengandung agenda terselubung. Senin 23/10/2023 pic.twitter.com/QG4XKbjOi5— Sahabat Al-Aqsha (@sahabatalaqsha) October 23, 2023
Setiap orang memiliki penjaga yang mengawasinya. Mereka mengurus semua kebutuhan. Mereka berbicara tentang segala hal.
“Mereka sangat menjaga aspek kebersihan agar kami tidak sakit,” tambah Lifshitz yang diterjemahkan putri Lifshitz, Sharone kepada para wartawan di luar rumah sakit di Tel Aviv pada hari Selasa (24/10/2023).
“Pejuang Al-Qassam memperlakukan kami secara manusiawi dan tidak membunuh satu pun warga sipil, namun tentara pendudukan ‘Israel’-lah yang membunuh warga sipil ‘Israel’ dalam bentrokan dengan pejuang dari Gaza,” kata dia.
Para pejuang Brigade Izzuddin Al-Qassam, yang menyatakan dirinya beriman kepada Al-Quran dan memenuhi wasiat Nabi nya (Muhammad ﷺ) dan berjanji tidak akan menyakiti para sandera.
“Mereka mengatakan sebagai Muslim yang percaya pada Al-Quran dan berjanji tidak akan menyakiti para sandera,” katanya.*