InfoMalangRaya –
IMR, Jakarta: Nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan masih tertekan oleh sentimen dalam dan luar negeri. Rupiah turun 38 poin (0,24 persen) menjadi Rp15.742 per dolar AS, dalam penutupan perdagangan Senin pekan ini.”Pergerakan dolar AS sebenarnya tidak terlalu kuat berhadapan dengan nilai tukar utama dan sebagian emerging markets. Tapi rupiah terlihat masih tertekan terhadap dolar AS karena berbagai isu,” kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra, Selasa (5/3/2024).Baca juga: Rupiah Anjlok 38 Poin Terimbas Konflik Timur TengahAriston mengatakan, isu dalam negeri mungkin masih menjadi sentimen negatif untuk rupiah. Isu inflasi yang meninggi karena pangan dan isu twin deficit.Twin deficit atau defisit kembar merupakan defisit anggaran pemerintah dan defisit transaksi berjalan. Defisit ini dikhawatirkan akan mempengaruhi kemampuan fiskal pemerintah.Selain isu dalam negeri, faktor eskternal juga mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Faktor eksternal yang paling dominan mempengaruhi adalah data-data ekonomi di Amerika Serikat. “Pekan lalu, AS telah merilis data PDB, klaim tunjangan pengangguran, PMI manufaktur dan tingkat keyakinan konsumen AS. Data tersebut memberi sinyal peluang pemangkasan suku bunga AS di bulan Juni terlihat membesar,” ujar Ariston.Survei CME FedWatch Tool, sambungnya, menunjukkan kenaikan peluang dari 60 persen menjadi 63 persen. Ekspektasi kenaikan suku bunga menjadi faktor yang bisa menekan dolar AS.Dolar AS kemungkinan berkonsolidasi, menantikan testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell di Kongres AS, Rabu dan Kamis besok. Pelaku pasar juga menunggu data tenaga kerja AS versi pemerintah yang akan dirilis Jumat malam.”Hari ini, potensi pelemahan rupiah ke kisaran Rp15.780. Sedangkan potensi support di sekitar Rp15.700 per dolar AS,” ucap Ariston menutup analisisnya.