Perkiraan Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat pada hari ini. Seorang ekonom senior dari KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, menjelaskan bahwa pelemahan ini dipicu oleh antisipasi investor terhadap pertemuan tahunan Bank Sentral AS (The Fed) di Jackson Hole, Wyoming yang akan berlangsung akhir pekan ini.
Pertemuan tersebut sering kali menjadi momen penting bagi Ketua The Fed, Jerome Powell, untuk menyampaikan kebijakan moneter yang akan diambil dalam beberapa bulan mendatang. Pada tahun 2022, Powell pernah menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan komitmennya dalam menghadapi inflasi dengan pendekatan yang lebih ketat.
Fikri memperkirakan bahwa rupiah akan melemah hingga mencapai level Rp 16.150 hingga Rp 16.250 per dolar AS. Ia juga menyoroti bahwa kemungkinan penurunan suku bunga Fed Funds Rate masih akan memengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Selain itu, ketidakjelasan situasi perdamaian di wilayah Rusia dan Ukraina turut memberi tekanan pada pasar keuangan global.
Selain faktor luar negeri, kondisi domestik juga turut memengaruhi pergerakan rupiah. Fikri menambahkan bahwa ada harapan besar terhadap ramainya lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan berlangsung hari ini. Lelang ini dapat memberikan dukungan tambahan terhadap nilai tukar rupiah.
Berdasarkan data dari Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka melemah pada posisi Rp 16.233 per dolar AS. Angka ini menurun sebesar 35 poin atau 0,22% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Selain prediksi Fikri, analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, juga memproyeksikan hal yang sama. Menurut Lukman, rupiah diperkirakan akan terus melemah terhadap dolar AS yang sedang rebound. Ia menjelaskan bahwa penguatan dolar AS disebabkan oleh antisipasi pidato hawkish dari Ketua The Fed dalam beberapa kesempatan pekan ini.
Lukman menilai bahwa rupiah akan berada di kisaran Rp 16.150 hingga Rp 16.250 per dolar AS. Prediksi ini didasarkan pada dinamika pasar yang terus berubah, serta ketidakpastian yang masih melingkupi perekonomian global.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Rupiah
Beberapa faktor utama yang memengaruhi pergerakan rupiah antara lain:
- Perkembangan kebijakan moneter AS: Kebijakan The Fed, termasuk kemungkinan penurunan suku bunga, sangat berpengaruh terhadap arah pergerakan dolar AS.
- Ketidakstabilan geopolitik: Konflik di Rusia dan Ukraina masih menjadi ancaman bagi stabilitas pasar keuangan global.
- Kondisi domestik: Penawaran SBSN dan aktivitas pasar modal dalam negeri bisa menjadi faktor penopang rupiah.
- Antisipasi pidato Jerome Powell: Pidato yang disampaikan dalam pertemuan Jackson Hole sering kali menjadi indikator arah kebijakan moneter AS.
Dengan berbagai faktor tersebut, para ahli memprediksi bahwa rupiah akan tetap menghadapi tekanan dalam beberapa hari ke depan. Investor dan pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan terkini secara berkala.