InfoMalangRaya.com—Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev menggambarkan serangan ‘Israel’ terhadap Rumah Sakit Alma’madani (Baptis) Al-Ahli Al-Arabi di Jalur Gaza sebagai “kejahatan perang”, lapor Anadolu Agency.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dia mengatakan mereka yang mengambil keuntungan dari perang dan tanpa berpikir panjang mendistribusikan sejumlah besar uang untuk memasok senjata harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Lebih dari 500 orang meninggal dalam serangan udara ‘Israel’ di rumah sakit pada hari Selasa, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra.
Ditolak PBB
Sebelumnya, rancangan resolusi yang diajukan oleh Rusia yang menyerukan gencatan senjata dalam genosida ‘Israel’ terhadap Palestina telah ditolak di Dewan Keamanan PBB pada Senin.
Resolusi tersebut memperoleh lima suara mendukung, empat suara menentang, dan enam suara abstain. Negara-negara yang menolaknya adalah; Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang.
Meski kelompok pembebasan dan kemerdekaan Palestina, Hamas, tidak disebutkan secara spesifik dalam rancangan resolusi Rusia,namun semua kematian warga sipil dikutuk.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pemungutan suara pada Senin menunjukkan siapa yang mendukung gencatan senjata atau penghentian pemboman tanpa pandang bulu dan penyediaan bantuan kemanusiaan.
“Seluruh dunia menunggu dengan napas tertahan hingga Dewan Keamanan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri pertumpahan darah. Namun delegasi negara-negara Barat pada dasarnya telah mengabaikan harapan tersebut,” kata Nebenzia.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan resolusi Rusia diajukan tanpa konsultasi apa pun dan tidak menyebut Hamas. Dia menuduh Rusia memberikan “kedok kepada kelompok teroris yang menganiaya warga sipil” dan menambahkan bahwa “tindakan tersebut keterlaluan. Tindakan tersebut munafik dan tidak dapat dipertahankan.”
Amerika dan negara-negara Barat secara gamblang membela kejahatan ‘Israel’ ini. Sementara Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyebut Dewan Keamanan PBB membiarkan serangan terhadap dua juta orang di Jalur Gaza selama 10 hari.*