Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya Berjuang untuk Diperhatikan
Beberapa keluarga korban dari kecelakaan kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang masih hilang dan tidak tercantum dalam data manifes menghadiri rapat dengar pendapat bersama pihak-pihak terkait di DPRD Banyuwangi. Mereka menuntut pengakuan resmi atas nasib anggota keluarga mereka yang belum diketahui keberadaannya.
Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan dari ASDP Indonesia Ferry, KSOP Tanjung Wangi, Jasa Raharja, serta pemilik kapal. Dalam pertemuan ini, para keluarga korban menyampaikan kekecewaan mereka karena hingga kini belum ada tindakan konkret dari pihak terkait.
Mariadi (56), salah satu keluarga korban, menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada pengakuan resmi tentang korban-korban yang hilang dan tidak tercantum dalam daftar manifes. Ia mewakili lima anggota keluarga besarnya yang menjadi korban. Dari jumlah tersebut, hanya satu orang yang berhasil ditemukan selama pencarian. Ahli waris dari korban yang ditemukan telah menerima santunan dari Jasa Raharja dan anak perusahaan senilai total Rp 125 juta, serta tambahan dari perusahaan kapal sebesar Rp 20 juta.
Perwakilan dari paguyuban travel di Banyuwangi-Bali, Alit Tasrifudin, menyebutkan bahwa jumlah korban KMP Tunu Pratama Jaya mencapai 41 orang. Dari jumlah tersebut, 16 orang masih hilang hingga kini. Mayoritas dari mereka tidak tercantum dalam daftar manifes karena menyeberang sebagai penumpang. Data lengkap dari paguyuban travel disebut sudah tersedia, termasuk informasi kendaraan, nomor polisi, dan jumlah penumpang.
Alit mengatakan bahwa perjuangan para keluarga korban untuk mendapatkan pengakuan dan haknya sudah berlangsung cukup lama. Selama ini, mereka merasa dilempar-lempar oleh pihak terkait ketika meminta kepastian soal nasib keluarga mereka yang hilang. Awalnya, pihak-pihak terkait saling melempar tanggung jawab.
Namun, dalam pertemuan di DPRD tersebut, mulai ada titik terang. Perwakilan pihak terkait disebut menyanggupi untuk mengakui para korban hilang dan tak tercantum dalam manifes. Alhamdulillah, harapan keluarga korban akhirnya bisa terjawab. Santunan dari Jasa Raharja yang selama beberapa hari mereka tunggu akhirnya disanggupi untuk segera dikeluarkan.
Kepala Kantor Pelayanan Jasa Raharja Banyuwangi, Hari Kurniawan, menjelaskan bahwa pihaknya akan memberikan santunan kepada para korban hilang dan tidak tercantum dalam daftar manifes. Namun, syaratnya adalah adanya surat keterangan yang ditandatangani oleh ASDP, KSOP, dan perusahaan kapal. Sayangnya, hingga kini surat tersebut belum diterima oleh Jasa Raharja. Akibatnya, klaim asuransi belum dapat dicairkan.
Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam. Kapal tenggelam sekitar pukul 23.35 WIB, atau menjelang tengah malam. Saat ini, kondisi kapal sudah tenggelam di perairan. Belum ada informasi pasti terkait penyebab kapal tenggelam.
Data yang dimiliki pihak berwenang menyebutkan bahwa kapal tersebut mengangkut 53 penumpang dan 12 kru, sehingga totalnya 65 orang. Jumlah kendaraan yang dibawa sebanyak 22 unit. Meski begitu, jumlah pasti belum diketahui karena banyak penumpang yang tidak tercantum dalam data manifes.