InfoMalangRaya.com—Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengeluarkan pernyataannya yang menegaskan dirinya adalah seorang Zionis. Pernyataan itu disampaikan Biden pada upacara perayaan agama Yahudi, Hanukah di Gedung Putih di Washington.
“Anda tidak harus menjadi seorang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis. Saya seorang Zionis,” ujarnya dalam kutipan video yang disambut teriakan riuh banyak orang, hari Rabu (13/12/2023).
Biden mengatakan dukungan dan komitmennya terhadap pembentukan negara Israel sangat kuat dan juga menekankan pentingnya keberadaan negara ilegal tersebut.
“Seperti yang saya katakan setelah serangan itu (7 Oktober 2023), komitmen saya terhadap keselamatan orang-orang Yahudi dan keselamatan Israel serta haknya untuk hidup sebagai negara merdeka tidak tergoyahkan,” dalam video yang diposting di YouTube oleh Forbes.
“Jika Israel tidak ada, tidak ada orang Yahudi di dunia ini yang akan aman,” kata Biden,” dikelilingi warga Yahudi-Amerika.
Tak hanya itu, ia pun mengaku “mencintai” Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang sudah dikenalnya sejak lama.
“Saya mengenal Bibi, sekitar 51 tahun. Dia bahkan memiliki foto saya dan dirinya di mejanya ketika dirinya masih anggota muda di pelayanan luar negeri Israel dan kala itu saya senator berumur 32 tahun,” jelasnya menyebut nama panggilan Netanyahu.
“Saya menulis (catatan) di atas-nya, Bibi aku mencintaimu … Ini pun terjadi hingga saat ini, aku mencintainya,” tambahnya.
Dalam tekadnya untuk terus mendukung dan memberikan bantuan kepada Israel, ia juga berpesan kepada semua pihak untuk berhati-hati terhadap opini publik yang bisa berubah dalam semalam.
“Kami akan terus memberikan bantuan militer sampai mereka menyingkirkan Hamas, tapi kita harus hati-hati, mereka harus hati-hati, opini publik seluruh dunia bisa berubah (hanya dalam) satu malam, kita tidak bisa membiarkan hal itu terjadi,” katanya.
Pernyataan Biden ini terjasi beberapa hari setelah AS menolak resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB terkait gencatan senjata di Gaza yang diusulkan oleh Uni Emirat Arab (UEA). AS menilai gencatan senjata hanya akan menjadi benih perang berikutnya karena Hamas, dikatakannya, tidak memiliki keinginan untuk melihat perdamaian yang bertahan lama.
Selain menolak resolusi itu, Washington juga mengatakan pihaknya menyetujui penjualan darurat hampir 14.000 buah amunisi dan tank senilai lebih dari US$106 juta (Rp 1,6 triliun) ke Israel ketika Tel Aviv mengintensifkan operasi militernya di Jalur Gaza selatan.
AS juga menjadi satu dari 10 negara yang menolak resolusi terbaru PBB soal gencatan senjata di sidang Majelis Umum PBB, Selasa.*