Gresik (IMR) – Sebanyak 531 mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) mulai melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata–Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) di Kabupaten Gresik.
Program ini berlangsung sejak 8 Juli hingga 8 Agustus 2025 dan mencakup delapan kecamatan, yakni Bungah, Sidayu, Cerme, Manyar, Menganti, Balongpanggang, Gresik, dan Wringinanom.
Ketua Badan Penjamin Mutu Unair, Prof Nurul Barizah menekankan bahwa KKN-BBK bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari kontribusi nyata perguruan tinggi terhadap pembangunan desa.
“Ada tiga pesan utama bagi mahasiswa. Yakni memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar, berbaur, dan berkontribusi kepada masyarakat. Tidak lupa menaati semua aturan dan norma yang berlaku di masyarakat,” katanya, Selasa (8/7/2025).
Selain KKN-BBK reguler, tahun ini juga dilaksanakan program BBK Literasi yang bertujuan meningkatkan budaya membaca dan kecakapan literasi warga. Dengan menyasar langsung kehidupan masyarakat desa, para mahasiswa diharapkan bisa menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan akademik dan realitas sosial di lapangan.
“Mahasiswa tidak hanya membawa ilmu, tetapi juga pulang membawa pengalaman dan pemahaman sosial yang tak ternilai,” ujar Nurul Barizah.
Wakil Bupati Gresik, dr Asluchul Alif, yang turut menyambut kegiatan ini, menyampaikan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Gresik.
“Mahasiswa bukan hanya sebagai agen pengabdian. Tetapi juga sebagai pembelajar aktif yang berbaur, mendengar, dan membangun bersama masyarakat. Program ini menekankan pada empat bidang utama diantaranya kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya memahami budaya lokal sebelum mahasiswa berbaur dengan masyarakat.
“Kami berharap jika dalam kegiatan ini ada hasil riset atau temuan yang relevan dan orisinil, bisa disampaikan sebagai bahan pertimbangan kebijakan daerah. Mahasiswa harus benar-benar hadir dan berkontribusi untuk masyarakat desa,” pungkasnya.
Dengan pendekatan partisipatif dan berbasis komunitas, KKN-BBK Unair di Gresik menjadi ruang bertemunya dua dunia: kampus dan desa. Bukan hanya ilmu yang dibagikan, tetapi juga pelajaran hidup yang akan dibawa pulang oleh para mahasiswa. [dny/suf]