Obsesi Menjadi Artikel Utama: Antara Harapan dan Kecemasan
Banyak kompasianer yang memiliki keinginan kuat agar tulisannya menjadi artikel utama (AU) di Infomalangraya.com. Obsesi ini bisa dibilang aneh, karena tidak ada kesan keren atau keistimewaan yang terlihat dari keinginan tersebut. Sebaliknya, obsesi seperti ini sering kali justru memicu berbagai prasangka buruk dalam diri penulis.
Misalnya, beberapa orang mungkin mengira bahwa admin Kompasiaana (K) bersikap diskriminatif, hanya memberikan kesempatan AU kepada sejumlah kecil kompasianer tertentu. Mereka berpikir bahwa penulis-penulis yang sering muncul sebagai AU pasti memiliki hubungan khusus dengan admin, bahkan sampai menggunakan jimat atau bantuan AI untuk menembus batas tersebut.
Prasangka dan Dugaan yang Tak Berdasar
Beberapa prasangka yang muncul antara lain:
-
Mengira Admin K Diskriminatif: Banyak kompasianer lansia yang merasa ingin dianggap istimewa oleh admin. Mereka berharap bisa dikakek-emaskan atau dinenek-emaskan, meskipun tidak ada bukti nyata.
-
Menggunakan Jimat Peluluh Hati: Ada yang percaya bahwa para penulis AU menggunakan jimat yang diberikan oleh Acek Rudy, seorang kompasianer yang juga pernah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan AU. Namun, ternyata jimat itu tidak efektif, sehingga ia pun beralih profesi menjadi novelis genre horor-agamis.
-
Berkolaborasi dengan AI: Beberapa orang berpikir bahwa penulis AU bekerja sama dengan AI untuk menghasilkan artikel yang sesuai dengan kriteria AU. Meski ini terdengar menarik, namun hal ini bisa membahayakan otentisitas tulisan.
Bahaya Berkolaborasi dengan AI
Meski AI bisa menjadi alat bantu dalam menulis, penggunaannya secara berlebihan bisa membuat tulisan kehilangan jiwa dan kreativitas. Seperti Dr. Faust yang menggadaikan jiwanya kepada Mefistofeles demi pengetahuan dan kekuatan, penulis yang terlalu bergantung pada AI bisa kehilangan kemampuan mereka sendiri.
Penggunaan AI bisa membuat penulis terjebak dalam siklus repetitif, di mana setiap artikel terlihat sama dan tidak memiliki nilai autentik. Ini bisa mengakibatkan penulis kehilangan identitas dan kualitas tulisan mereka.
Tips untuk Menulis Tanpa Obsesi AU
Jika kamu benar-benar ingin tulisanmu menjadi AU, cobalah fokus pada kualitas dan keaslian. Jangan terlalu memikirkan kriteria AU atau standar yang ditetapkan. Seperti nasihat Bruce Lee, “Ibarat jari yang menunjuk ke bulan. Jangan fokus pada jari itu, atau kau akan kehilangan semua kemuliaan surgawi itu.”
Aku sendiri sudah mencoba pendekatan ini. Setiap kali menulis puisi atau humor, aku tidak pernah memikirkan apakah tulisan itu akan menjadi AU. Dan hasilnya? Tulisan-tulisan saya tidak pernah menjadi AU, tetapi justru lebih bermakna dan personal.
Kesimpulan
Obsesi menjadi AU bisa menjadi tantangan tersendiri bagi seorang penulis. Namun, jangan biarkan obsesi ini mengurangi kualitas dan otentisitas tulisanmu. Fokuslah pada proses menulis dan kreativitas, bukan pada target atau kriteria tertentu. Dengan begitu, kamu akan menemukan kepuasan yang lebih tulus dan nilai yang lebih tinggi dalam setiap karya yang kamu ciptakan.