Obsesi Menjadi Artikel Utama di Infomalangraya.com
Banyak kompasianer yang memiliki obsesi kuat untuk tulisan mereka menjadi artikel utama (AU) di Infomalangraya.com. Tapi, apakah obsesi ini benar-benar layak? Ada banyak impian yang lebih menarik dan bermakna, seperti ingin menjadi pengacara terkenal atau wakil menteri. Namun, ada juga seseorang dengan cita-cita unik: “Menjadi kapal laut.” Cita-cita yang jelas berbeda dari keinginan untuk menjadi AU.
Obsesi terhadap status AU bisa memicu prasangka buruk dalam diri penulis. Misalnya, sebagian orang percaya bahwa admin Kompasiaana diskriminatif, hanya memberi kesempatan kepada sejumlah kecil penulis tertentu. Mereka mengira admin lebih menyukai beberapa kompasianer, bahkan tanpa alasan jelas. Prasangka ini sering muncul dari para penulis lama yang merasa ingin diperlakukan istimewa oleh admin.
Selain itu, ada juga yang berspekulasi bahwa penulis-penulis yang sering menjadi AU menggunakan jimat atau ritual tertentu. Dugaan ini sering dikaitkan dengan Acek Rudy, seorang penulis yang pernah mencoba menjual jimat. Padahal, ia sendiri tidak percaya pada kekuatan jimat tersebut. Akhirnya, ia memutuskan beralih ke genre novel horor-agamis.
Masih ada lagi prasangka bahwa penulis AU bekerja sama dengan AI untuk membuat artikel yang terlihat sempurna. Mereka disebut menggunakan formulasi khusus agar tulisan bisa masuk AU. Meskipun ini tampak seperti jalan pintas, Uda Merza menyarankan untuk tetap melakukan editing dan menambahkan sentuhan pribadi agar hasilnya tetap alami dan tidak terkesan standar.
Namun, mengandalkan AI untuk mencapai status AU bisa sangat berbahaya. Ini mirip dengan cerita Dr. Faust yang menjual jiwanya kepada Mefistofeles demi pengetahuan dan kekuatan. Awalnya, penulis mungkin merasa bisa mengontrol AI, tapi akhirnya justru terjebak dalam siklus yang tidak sehat. AI akan terus menghasilkan tulisan yang tidak otentik, meski diklaim sebagai karya asli.
Meskipun ini adalah artikel dengan nuansa humor, penting untuk diingat bahwa obsesi AU bisa membahayakan kualitas tulisan. Jika tergoda menggunakan AI, penulis harus tetap kreatif karena AI cenderung repetitif. Bukanlah tindakan jahat selama tidak plagiat, tetapi bisa berujung pada kekecewaan dan kehilangan makna dalam karya.
Jika memang ingin tulisanmu menjadi AU, cobalah mengikuti nasihat Bruce Lee: “Ibarat jari yang menunjuk ke bulan. Jangan fokus pada jari itu, atau kau akan kehilangan semua kemuliaan surgawi itu.” Fokuslah pada kualitas tulisan, bukan pada kriteria AU. Jika terus-menerus memikirkan status, maka kamu justru akan gagal.
Apakah ini bisa dilakukan? Tentu saja bisa! Saya sendiri sudah mencobanya. Setiap kali menulis puisi atau humor di Infomalangraya.com, saya tidak pernah memikirkan apakah tulisan itu akan menjadi AU. Dan benar, karya-karya saya tidak pernah menjadi AU. Jika tidak percaya, lihatlah artikel ini sebagai contoh.