Info Malang Raya – Pemerintah Kota Malang tengah mematangkan rencana pembangunan Sekolah Rakyat di atas lahan seluas lebih dari delapan hektare di wilayah Kedungkandang. Lokasi yang terletak di sebelah GOR Ken Arok ini telah ditinjau langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mohammad Zainal Fatah, yang menilai kawasan tersebut layak menjadi titik pengembangan pendidikan baru di Kota Malang.
Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso, menyampaikan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat di lahan baru itu akan dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk sarana penunjang dan infrastruktur penunjang konsep sekolah berasrama. Pembangunan direncanakan dibiayai sepenuhnya oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Melihat mekanisme penganggaran dan pengadaan yang ada, kemungkinan konstruksi fisik akan dimulai pada 2026. Desain bangunan sendiri sebenarnya sudah tersedia secara standar,” ujar Erik, Minggu (4/5).
Sembari menunggu pembangunan fasilitas utama rampung, Pemkot Malang telah menyiapkan gedung eks-Politeknik Kota Malang (Poltekom) sebagai lokasi sementara untuk memulai kegiatan belajar mengajar Sekolah Rakyat. Gedung tersebut akan dioptimalkan dengan penyesuaian fasilitas dasar agar bisa segera dimanfaatkan.
Program Sekolah Rakyat ini merupakan bagian dari inisiatif nasional yang digawangi Kementerian Sosial, dengan tujuan utama menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin, terutama yang tergolong miskin ekstrem.
“Saat ini sudah ada 100 siswa yang direncanakan belajar di gedung eks-Poltekom. Mereka terbagi dalam empat rombongan belajar yang mencakup jenjang SD dan SMP, masing-masing rombel terdiri dari 25 siswa,” jelas Erik.
Proses seleksi peserta didik tengah dilakukan oleh Dinas Sosial dengan menyasar anak-anak dari keluarga masuk dalam desil satu dan dua Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Menurut Erik, penggunaan gedung sementara ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat agar program Sekolah Rakyat bisa segera berjalan, tanpa menunggu pembangunan gedung baru selesai.
“Bangunan eksisting seperti eks-Poltekom bisa dimanfaatkan terlebih dahulu sambil menunggu fasilitas permanen dibangun. Ini juga bagian dari langkah percepatan layanan pendidikan untuk kelompok rentan,” tambahnya.
Jika bangunan permanen di lahan Kedungkandang sudah selesai, seluruh aktivitas Sekolah Rakyat akan dipindah ke sana. Erik memastikan, desain sekolah yang disiapkan sudah mempertimbangkan berbagai kebutuhan siswa berasrama, mulai dari fasilitas kelas, asrama, ruang makan, hingga area kegiatan luar ruang.