Wisata Kuliner di Lereng Gunung Kelud, Warung Lodho Ayam Kampung Pedes Bapak’e
Jika sedang berwisata ke kawasan Gunung Kelud, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi salah satu kuliner khas yang terkenal di lereng gunung tersebut. Warung Lodho Ayam Kampung Pedes Bapak’e, yang berada di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, menawarkan pengalaman rasa pedas yang menggigit dan autentik.
Warung ini tidak hanya dikenal oleh warga setempat, tetapi juga menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dari luar kota seperti Jombang, Tulungagung, hingga Nganjuk. Letaknya yang berada di lereng gunung tidak membuat warung ini sepi dari pembeli, terutama saat akhir pekan atau libur nasional.
Lodho Ayam Kampung Pedes Bapak’e menyajikan lodho dengan cita rasa pedas yang khas. Ayam kampung dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar dan tungku, sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang autentik. Kuah lodho yang kental berpadu sempurna dengan urap dan nasi hangat yang bisa diambil secara prasmanan.
Pemilik warung, Nini Suwarni, menceritakan bahwa dia mulai menjual lodho ayam sejak delapan tahun lalu. Sebelumnya, dia berjualan nasi pecel dan jenang sejak sekitar 15 tahun lalu. Sejak memutuskan untuk menambahkan menu lodho ayam kampung pedas, warungnya semakin ramai.
“Kalau hari biasa habis sekitar 15-20 ekor ayam kampung. Tapi kalau Sabtu-Minggu atau hari libur bisa sampai 25-30 ekor. Masaknya pakai kayu biasa, jadi rasanya lebih khas,” ungkap Nini.
Menu andalan di sini adalah seporsi lodho ayam lengkap dengan nasi dan urap seharga Rp 21.000. Jika ingin membeli ayamnya saja, per potong dibanderol Rp 15.000. Konsep warung prasmanan yang digunakan juga membuat pengunjung merasa lebih leluasa memilih dan mengambil porsi sendiri.
Selain masyarakat umum, warung ini juga pernah dikunjungi tokoh-tokoh penting. Mulai dari mantan Bupati Kediri, Sutrisno hingga sejumlah pejabat dinas dan tokoh agama seperti Gus Iqdam. “Dulu pas Gus Iqdam isi pengajian di sini, sempat makan juga. Pernah juga pejabat kecamatan, orang-orang dinas. Biasanya mereka habis dari Kelud mampir ke sini,” cerita Nini.
Salah satu keunikan lainnya, pengunjung bisa menikmati makanan sambil duduk santai di area dekat sawah. Suasana pedesaan yang sejuk dan angin semilir menjadi pelengkap pengalaman kuliner yang sulit dilupakan.
Pengunjung asal Tulungagung, Asmaul Husna, mengaku sudah dua kali mampir ke warung ini setiap kali berlibur ke Gunung Kelud. “Rasanya pas, pedasnya enak dan ayamnya empuk. Suasananya juga enak banget, dekat sawah dan anginnya semilir. Pokoknya cocok buat makan siang atau sore hari,” katanya.
Menurutnya, lodho ayam yang disajikan di warung ini benar-benar menggoda lidah, terutama bagi penyuka makanan pedas. Rasa pedasnya berasal dari racikan bumbu khas yang dimasak hingga meresap ke dalam daging ayam.
Warung ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB, dan tutup setiap hari Senin satu kali dalam sebulan. Bagi pecinta kuliner dan pelancong yang ingin merasakan nuansa makan di tengah pedesaan dengan sajian khas yang menggoda, warung lodho pedas ini bisa menjadi destinasi kuliner yang wajib disinggahi.