InfoMalangRaya.com—Suasana pemakaman Khaled Nabhan di Jalur Gaza menarik perhatian berbagai pihak. Uncle Khaled atau Paman Khaled, yang telah syahid dalam serangan penjajah ‘Israel’ di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, hari Senin, (16/12/2024) masih menyisahkan senyuman di wajahnya.
Wajah pria bernama Sheikh Abu Diaa ini kembali viral dengan wajah tersenyum sebelum dikebumikan menghadap Allah Subhanahu Wata’ala.
Sontak foto-fotonya menggugah banyak orang, mereka menyebut pria baik hati yang suka menghibur korban genosida di Gaza ini tidaklah mati, namun sesungguhnya ia tetap hidup.
deskripsinya yang memilukan tentang cucunya, Reem, dengan menyebutnya sebagai “jiwa dari jiwaku Pada November 20203, Reem, dan saudara laki-lakinya yang berusia lima tahun, Tariq, tewas
“Ini Khaled Nabhan, pria baik dan murah hati yang tidak pernah berhenti tersenyum. Dia sangat penyayang. Ketika saya melihatnya berbicara, saya terkejut dengan kekuatannya meskipun semua musibah telah menimpanya. “Saya berharap Allah akan mengasihani jiwanya dan memberinya surga,” tulis @AbdooAshraff di akun X, yang dulu bernama Twitter.
“Apakah hanya saya, atau apakah Paman Khaled Nabhan terlihat tersenyum setelah mati syahid, dengan wajah putih berseri-seri?,” tulis Ahmed Hani, warga Palestina, yang lahir, besar, dan tinggal di Gaza.
“Paman Khaled Nabhan, saya harap Anda sekarang berada di tempat yang lebih baik dan bersatu kembali dengan jiwa Anda, ” kata Khaled Safi, seorang influencer asal Gaza.
Sementara Dr. Omar Suleiman, seorang cendekiawan Muslim dan pendiri Yaqeen Institute for Islamic Research ikut berbela sungkawa atas syahidnya Paman Khaled yang baik hati.
“Hari ini seorang pria saleh dibunuh oleh tentara paling jahat di bumi. Khaled Nabhan yang kita saksikan mengucapkan selamat tinggal kepada Reem tercintanya, jiwa dari jiwa kita (soul of the soul), telah bergabung dengannya di alam jiwa di mana kejahatan dari apa yang disebut manusia ini tidak akan lagi menjangkau mereka,” tulisnya di akun X.
Menurut profesor studi Islam serta anggota Dewan Penasihat Pusat Etika di Southern Methodist University ini, Khaled Nabhan adalah pria berhati malaikat.
“Dia tersenyum menghadapi genosida, dan berkeliling rumah sakit dan kamp menghibur orang-orang meskipun dia sendiri kesakitan. Seorang pria yang tampaknya terlalu baik untuk berada di sini. Saya merindukan hari untuk bertemu dengannya secara langsung. Saya membayangkan hari genosida akan berakhir dan dia akan dirayakan dengan penghargaan di seluruh dunia di panggung terbesar,” tulisnya.
Menurutnya, pria Muslim yang selalu bersorban dan baik hati itu telah tiada, membuat dirinya hancur.
“Terlalu baik untuk dunia ini. Hati kami hancur. Saya tidak akan mengunggah foto wajahnya yang berlumuran darah, hanya senyum yang mereka coba buat agar dunia tidak melihatnya. Semoga Allah mengasihani Anda, saudara kami, dan menyatukan Anda dengan Reem dan Rasul ﷺ tercinta Anda, dan semoga kami juga bergabung dengan Anda di sana suatu hari nanti,” tulis Dr. Omar Suleiman.
Khaled Nabhan. The soul of our soul. Still smiling.“And do not think of those who have been slain in the way of Allah as dead. Rather they are alive being provided for by their Lord. Rejoicing over what Allah has given to them of His grace…” (Quran 3:169-179) pic.twitter.com/tD5GzlLdkd— Dr. Omar Suleiman (@omarsuleiman) December 16, 2024
Ia yakin, Paman Khaled Nabhan tetap hidup, sebagaimana senyum terakhir yang menghiasi wajahnya sebelum menghadap Allah swt.
“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Sebenarnya mereka itu hidup, diberi rezeki oleh Tuhan mereka. Mereka bergembira atas apa yang telah diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya…, “ tulis Dr Omar Suleiman mengutip Al-Quran 3:169-179.
“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka itu hidup, sedang diberi rezeki oleh Tuhan mereka. Mereka bergembira atas karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka…” tulisnya.
هتافات الشبان خلال وداع وتشييع الشهيد خالد نبهان صاحب مقولة “روح الروح” pic.twitter.com/LPa3z4bsVh— #القدس_ينتفض 🇵🇸 (@MyPalestine0) December 16, 2024
Perpisahan seorang kakek
Dunia pertama kali mengenal Paman Khaled melalui gambar-gambar dirinya yang sedang menggendong tubuh cucunya, Reem, yang tak bernyawa, dengan lembut menyeka puing-puing dari wajahnya, membelai rambutnya, dan mencium keningnya.
Suaranya bergetar saat memanggilnya “Ruh ala Ruh” (jiwa dari jiwaku).
Momen itu begitu mentah dan tanpa filter, kesedihan seorang kakek yang murni dan tak tertahankan atas seorang anak yang telah membawa cahaya dalam hidupnya.
“Ketika saya mengucapkan kata-kata itu, itu keluar tanpa disadari,” Khaled kemudian berbagi dengan TRTWorld dalam sebuah wawancara.
Ia menceritakan bagaimana ia bahkan tidak menyadari bahwa ia sedang direkam, begitu tenggelam dalam kesedihannya.
Video Khaled dan Reem, yang sedang bermain dengan gembira sesaat sebelum kematiannya, beredar luas, menyentuh jutaan orang.
Di TikTok, Instagram, dan platform sosial lainnya, orang-orang bereaksi dengan air mata dan solidaritas, berbagi cerita kesedihan mereka sendiri dan memposting pesan dukungan.*