Pasca tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022, sepak bola di Malang Raya langsung meredup. Bermain sepak bola seolah menjadi sesuatu yang dijauhi. Berbagai aktifitas latihan atau pertandingan sepak bola, seolah hilang lenyap. Padahal, Malang Raya selalu identik dengan olahraga sepak bola di setiap sudutnya. Sekolah Sepak Bola (SSB) langsung drop dan sepi peminat. Orang tua enggan merestui anak-anaknya untuk bermain dan berlatih sepak bola. Ekosistem sepak bola langsung terjun bebas. Industri ikutannya, seperti produksi jersey, apparel, bola, sepatu sepak bola dan lain-lainnya yang terkait di dalam ekosistem olah raga sepak bola, langsung jatuh hingga gulung tikar.
Demo besar-besaran #UsutTuntas yang digelar bergelombang, serta terjadi di beberapa daerah utama di Malang Raya, semakin menjadikan denyut nadi olahraga sepak bola di Malang Raya terhenti total. Bisa dikatakan tidak ada lagi sepak bola di Malang Raya selama berbulan-bulan pasca tragedi tersebut. Siapapun yang hendak bermain sepak bola, seperti merasa dituduh tidak punya perasaan. Olahraga sepak bola benar-benar berada pada titik paling rendah di seluruh wilayah Malang Raya ada saat itu. Berduka dan penuh luka. Duka yang sangat dalam, luka yang tembus menyayat dan mencabik-cabik hati.
Gelombang demo #UsutTuntas terus terjadi. Mulai Oktober 2022 hingga sampai bulan Maret 2023 mulai mereda. Dukacita memang masih terasa. Luka masih menganga. Namun, mulai tumbuh kesadaran bahwa kita tidak boleh terus-terusan dan selamanya tenggelam dalam dukacita. Mulai tumbuh kesadaran bahwa luka harus segera disembuhkan. Luka harus dijadikan sumber pelajaran dan kebijaksanaan. Dukacita harus segera dirubah menjadi semangat juang untuk memperbaiki masa depan. Karena memang sesungguhnya hidup itu ke depan, bukan ke belakang.
Prof. Muhammad Bisri bersama beberapa para pemain sepak bola legendaris di Malang Raya, termasuk Sulis Andri Asmawan, Eko Bayu, Tajudin, Joko Gethuk, Aji Santoso, Suwandi, dan masih banyak yang lainnya, berinisiatif untuk menggelorakan kembali semangat bermain sepak bola di Malang Raya. Kemudian digelar pertemuan pertama yang diinisiasi oleh Prof. Muhammad Bisri bersama para legenda sepak bola di Malang Raya. Pertemuan tersebut tidak hanya diikuti oleh orang-orang yang senang bermain sepak bola. Tetapi juga diikuti oleh beberapa orang yang peduli dengan nasib sepak bola di Malang Raya. Termasuk Saiful Arief (Javasatu), Julian Sukrisna, Tommy Gimoth, Imam SAR, Sam WES, Abimanyu Arunda, hingga beberapa pengusaha di bidang penyediaan sarana olahraga sepak bola di Malang Raya.
Hasil pertemuan tersebut, kemudian disampaikan kepada Sutiaji (Walikota Malang 2018 – 2023). Setelah melakukan musyawarah bersama, akhirnya disepakati akan digelar Pertandingan Para Legenda Sepak Bola Malang Raya. Yang dilaksanakan pada bulan Mei 2023 di Stadion Gajayana Kota Malang. Tujuan utama dari digelarnya pertandingan sepak bola Para Legenda Malang Raya tersebut, adalah untuk kembali menggelorakan semangat bermain sepak bola di Malang Raya. Kegiatan tersebut mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional 2023. Saat itu, ada 47 orang legenda sepak bola yang ikut hadir di Stadion Gajayana. Terbanyak memang dari mantan pemain Persema Kota Malang. Termasuk juga diikuti oleh beberapa mantan pemain sepak bola dari Indonesia Muda (IM), Gajayana FC dan Arema.
Pada pertandingan sepak bola Legenda Malang Raya tersebut, tercetuslah istilah Sepak Bola Senang (Sehat & Menyenangkan). Secara istilah, yang mencetuskan pertama kali adalah Prof. Muhammad Bisri. Karena memang menurutnya, bermain sepak bola itu untuk menjadi sehat dan menyenangkan. Semuanya sehat. Sehat badannya, sehat pikirannya, sehat jiwanya, sehat hatinya, pokoknya semuanya harus sehat. Serta semuanya harus menyenangkan. Kalah atau menang, itu bukan hasil akhirnya.Yang paling penting untuk diutamakan adalah kesehatan dan bersenang-senang.
Dari hasil pertandingan bulan Mei 2023 tersebut, akhirnya disepakati bahwa tahun depannya, yaitu pada bulan Mei 2024, akan dilaksanakan Charity Game Sepak Bola Para Legenda, yang akan mempertemukan Malang Legends VS Surabaya Legends. Sejak diumumkannya rencana penyelenggaraan Event Charity Game Sepak Bola Para Legenda dari Malang Legends dan Surabaya Legends, yang akan digelar pada tanggal 18 – 19 Mei 2024, di Stadion Gajayana Kota Malang, atmosfer olahraga sepak bola di Malang Raya mulai kembali menghangat dan hidup kembali. Semangat berolahraga dan bermain sepak bola semakin tumbuh bergelora kembali. Namun kali ini, dengan membawa semangat baru. Membawa Filosofi Sepak Bola Senang (Sehat dan Menyenangkan). Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena sebagian besar para legenda sepak bola di Malang Raya, yang ikut berlaga di Pertandingan Para Legenda adalah Pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) di Malang Raya. Sehingga, Filosofi Sepak Bola Senang (Sehat dan Menyenangkan) mudah disebarkan seluas-luasnya di Malang Raya.
Akhirnya, pada tanggal 18 – 19 Mei 2024, Charity Game Sepak Bola Para Legenda yang mempertemukan Malang Legends VS Surabaya Legends berhasil digelar di Stadion Gajayana Kota Malang. Yang diikuti oleh sebanyak 87 Pemain sepak bola legendaris dari Malang Raya dan Surabaya. Event ini difasilitasi sepenuhnya oleh Asep Kusdinar (Kepala BakorwiI III Jawa Timur). Tim sepak bola Surabaya Legends difasilitasi oleh Eri Cahyadi (Walikota Malang). Sedangkan yang menjadi Tuan Rumah adalah Pemkot Malang, Pemkot Batu dan Pemkab Malang.
Nah, maka tidak heran jika saat ini Semangat Sepak Bola Senang (Sehat dan Menyenangkan) terus digelorakan oleh Persema Legends dan Persema Reborn U-50. Hal tersebut tidak muncul tiba-tiba. Juga bukan sesuatu yang baru muncul. Jelas ada latar belakang historisnya. Bahkan, saat ini Sepak Bola senang bukan hanya sekedar menjadi semangat. Tetapi sudah menjadi sebuah Filosofi. Menjadi Filosofi Sepak Bola Senang (Sehat dan Menyenangkan). Sepak bola adalah wahana bersama untuk menjadikan semuanya sehat dan bersenang-senang. Silaturahmi. Damai. Guyub rukun. Saling memperkuat, sekaligus saling menghidupi. Tujuannya utamanya bukanlah kemenangan, sehingga tidak ada yang dikalahkan.
Nah, semangat dan filosofi sepak bola Senang tersebut, akan terus disebarkan dan digelorakan oleh Persema Legends dan Persema Reborn U-50. Termasuk dalam Laga Trofeo U-50 HUT TNI ke-80 tahun. Yang akan digelar pada hari Minggu, tanggal 5 Oktober 2025, pukul 15.00 WIB, di Stadion Gajayana Kota Malang. Yang akan mempertemukan Persema Reborn U-50, Universitas Brawijaya U-50 dan TNI U-50. Laga Trofeo U-50 ini diinisiasi oleh Prof. Muhammad Bisri bersama Persema Legends dan Sam Ali Wawali Kota Malang. Kehadiran dan keikutsertaan Sam Ali Wawali Kota Malang, sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal-hal politis. Murni karena Sam Ali memang jago bermain sepak bola. Pemain sepak bola sejati sejak usia dini. Sam Ali juga pernah bergabung dengan beberapa klub sepak bola lokal dan kampus. Termasuk kehadiran dan keikutsertaan Asep Kusdinar (Kepala BakorwiI III Jawa Timur). Juga murni karena memang senang bermain sepak bola. Juga menjadi inisiator Charity Game Sepak Bola Para Legenda Indonesia.
Trofeo U-50 HUT TNI ke-80 tahun, yang digelar pada hari Minggu, tanggal 5 Oktober 2025, pukul 15.00 WIB, di Stadion Gajayana Kota Malang, adalah GRATIS & TERBUKA UNTUK UMUM.
Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES
Manajer Persema Reborn U-50
