Infomalangraya – MALANG KOTA – Belanja daerah Pemkot Malang ke UMKM mengalami kenaikan. Pada 2022 lalu, pemkot mampu membelanjakan anggaran sebanyak Rp 67 miliar. Berbeda jika dibanding tahun sebelumnya hanya Rp 2 miliar saja yang dibelanjakan ke pelaku usaha lokal tersebut.
Jumlah belanja pemkot ke UMKM diprediksi bisa melebihi capaian tersebut. Sebab, capaian itu baru tercatat di aplikasi Jawa Timur Belanja Online (Jatim Bejo) atau marketplace milik Pemprov Jatim.
”Jadi selama 2022 lalu transaksi belanja daerah kami fokuskan menggunakan UMKM karena sebagai salah satu upaya memulihkan ekonomi setelah pandemi Covid-19,” kata Wali Kota Malang Sutiaji, kemarin.
Dia menambahkan dengan aplikasi tersebut, juga mendorong pelaku UMKM melakukan digitalisasi. Sesuai tantangan zaman saat ini yang serba cepat.
”Mudah-mudahan dengan adanya penguatan untuk UMKM, tujuan akhirnya memberikan efek domino penguatan ekonomi Kota Malang,” sambung Sutiaji.
Orang nomor satu di Pemkot Malang itu juga menjelaskan paling banyak pihaknya melakukan transaksi pada sektor makanan dan minuman (mamin). Sutiaji meminta, capaian ini menjadi acuan kepada perangkat daerah (PD).
Tujuannya agar transaksi pengadaan barang dan jasa dengan pelaku UMKM lebih banyak lagi ke depannya.
”Semakin banyak transaksi akan semakin menguatkan UMKM. Progres kita harus semakin baik, kita angkat UMKM lokal agar berjaya di negeri sendiri,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika mendorong pemkot terus melakukan optimalisasi belanja daerah menggunakan UMKM. Sebab dengan cara itu perekonomian kota bisa tumbuh.
”Hasilnya bisa dilihat dengan pertumbuhan ekonomi kita pada tahun lalu sudah di angka 6,32 persen yang menunjukkan ada pertumbuhan,” tutur Made.
Legislator PDIP itu berharap tahun ini pemkot melakukan hal serupa. Apalagi pada awal tahun ada aplikasi baru bernama Malpro. Dengan kata lain, pelaku UMKM tidak cemas lagi terhadap penjualan produknya.
Di samping itu juga ada kewajiban dari pemkot kepada 6 ribu ASN bisa belanja ke UMKM. Made pun memprediksi perputaran uang bisa tembus lebih dari Rp 60 miliar.
”Kita lihat saja nanti ke depan bagaimana hasilnya apakah sama dengan tahun lalu atau bisa meningkat,” tutup Made. (adk/adn)