Kehadiran Selly Kalahatu dalam Seminar Musik dan Royalti
Di tengah suasana seminar yang serius, tiba-tiba terjadi kejutan yang memikat perhatian seluruh peserta. Seorang perempuan dengan pakaian dinas naik ke panggung untuk menyanyikan lagu “Seandainya Aku Punya Sayap” yang populer dinyanyikan oleh Geisha pada tahun 2014. Penampilannya mencuri perhatian dengan suara yang merdu dan penghayatan yang dalam.
Pembicaraan mengenai regulasi dan hak royalti musik di seminar ini sempat terhenti sejenak, karena penampilan istimewa dari Selly Kalahatu. Ia adalah alumni IAKN Ambon yang tidak asing bagi dunia tarik suara. Dikenal sebagai juara pertama ajang Golden Memories Maluku tahun 2016 yang diselenggarakan oleh stasiun televisi Indosiar, Selly bahkan melangkah lebih jauh dengan mewakili Indonesia dalam ajang Golden Memories Asia 2019.
Yang membuat penampilan Selly semakin menarik adalah ia mengenakan seragam dinas saat tampil. Rupanya, ia hadir sebagai perwakilan resmi dari Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, dalam kapasitasnya sebagai Asisten Sekretaris Daerah I di Kantor Wali Kota Ambon. Meski begitu, jiwa seninya tidak bisa ditahan, dan justru memberi kejutan yang manis bagi hadirin.
“Untung saya pakai baju dinas, kalau tidak, saya pengen ikut nyanyi juga,” ujarnya sambil tertawa saat diwawancarai setelah tampil. Candaan itu membuat suasana seminar yang formal menjadi lebih ringan dan hangat.
Dalam wawancara singkat, Selly mengungkapkan bahwa bakat bernyanyinya sudah muncul sejak usia lima tahun. Bakat ini ternyata berasal dari orang tuanya yang juga memiliki kemampuan vokal. Menurutnya, yang paling penting bukan hanya suara, tetapi juga mental dan keberanian untuk tampil.
Penampilan Selly menjadi momen paling mengesankan dalam seminar tersebut. Tidak hanya karena kualitas vokalnya yang luar biasa, tetapi juga karena ia membuktikan bahwa seni dan profesionalisme bisa berjalan bersama. Kehadirannya menjadi simbol inspirasi bagi para mahasiswa IAKN Ambon dan musisi muda Maluku yang sedang berjuang meniti karier di dunia musik.
Suara emas Selly Kalahatu, dalam balutan seragam dinas, menjadi highlight dalam acara seminar yang membahas sistem pembagian royalti dan perlindungan hak cipta bagi musisi lokal. Acara ini juga menghadirkan sejumlah narasumber penting dari Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) serta LMK Prointim.
Selain diskusi tentang regulasi dan hukum, kehadiran Selly menunjukkan bahwa seni bisa hadir di mana saja, bahkan dalam lingkungan yang serius seperti seminar. Ini menjadi bukti bahwa panggung dan kantor bisa dijalani bersamaan, asalkan ada dedikasi dan cinta pada apa yang dikerjakan.
Beberapa hal yang dapat dipetik dari penampilan Selly adalah:
- Seni dan profesi bisa saling mendukung.
- Keberanian untuk tampil adalah kunci kesuksesan.
- Bakat bisa muncul dari keluarga yang memiliki kemampuan serupa.
- Suara yang indah bisa mencuri perhatian bahkan dalam situasi yang tidak terduga.
- Kehadiran tokoh yang memiliki bakat seni bisa memberi inspirasi kepada generasi muda.
Kesimpulannya, acara seminar ini tidak hanya memberikan informasi penting tentang regulasi musik, tetapi juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk menyaksikan bagaimana seni bisa hadir dalam bentuk yang tak terduga. Selly Kalahatu adalah contoh nyata bahwa bakat dan dedikasi bisa mengubah situasi yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa.







