InfoMalangRaya.com— Aksi Iran yang meluncurkan rudal kelas dua merupakan pesan kepada ‘Israel’ untuk menghentikan segala serangan dan tindakan keserakahan yang menimbulkan krisis kemanusiaan di kawasan Timur Tengah.
Presiden Qaiwan International University, Sulaimaniyah KRG-IRAQ, Dr. Ismail Abd Rahman mengatakan, ‘Israel’ juga menghadapi tekanan yang sama secara internal menyusul demonstrasi besar-besaran yang dilakukan penduduk Yahudi yang panik akibat serangan Iran.
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak mendapat dukungan. Kita melihat demonstrasi di Tel Aviv telah mencapai lebih dari 100.000 demonstran,” ujarnya dikutip laman Astro Awani.
Dalam budaya ‘Israel’ tidak ada istilah kesabaran. Bagi ‘Israel’ perang terlama yang mereka hadapi adalah selama satu setengah bulan ini.
“Ketika perang terus berlanjut seperti ini, Iran telah memberikan pesan dengan menggunakan rudal kelas dua yang mampu mencapai Pangkalan Angkatan Udara Nevatim. Iran ingin memberitahu ‘Israel’ untuk tidak melanjutkan serangan,” katanya kepada siaran AstroAwani hari Senin.
Ismail menilai posisi konflik yang terjadi antara negara ilegal ‘Israel’ dengan negara yang diserang penjajah ini agak berimbang. Jelasnya, tidak ada negara yang memperoleh keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung ini.
Berdasarkan apa yang terjadi saat ini, skenario terbaik yang bisa digambarkan adalah skor imbang antara ‘Israel’ dan negara-negara Islam lainnya, berdasarkan sumber daya militer yang telah digunakan dan waktu yang dihabiskan. “Bahkan dengan Hamas, ‘Israel’ menghadapi kesulitan. Belum lagi menghadapi Hizbullah,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia mendesak agar semua pihak kembali fokus pada isu utama yang menjadi bibit instabilitas tersebut, yakni membebaskan Palestina dari segala bentuk pendudukan ‘Israel’.
Defensif
Sementara itu, Ketua Departemen Sejarah dan Peradaban Islam Akademi Kajian Islam Universitas Malaya (UM), Prof. Dr. Mohd Roslan Mohd Nor mengatakan, ‘Israel’ saat ini berada dalam posisi defensif menyusul berbagai tekanan dan dampak negatif yang dirasakan pasca kampanye perang di Gaza.
Karena itu menurutnya, salah satu cara untuk mengembalikan citra positif, ‘Israel’ menampilkan diri sebagai korban serangan Iran.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Dari segi kemanusiaan, ‘Israel’ mendapat dampak negatif dari apa yang terjadi di Palestina. Isu terbaru ini (serangan Iran terhadap ‘Israel’) dijadikan sebagai siasat untuk mengembalikan citra ‘Israel’, seolah-olah kembali menghadapi ancaman di Timur Tengah.
“Namun, kita tahu bahwa ‘Israel’ melakukan operasi untuk menetralisir ancaman terhadap rezim ilegal mereka. Sebelum serangan 1 April di Suriah, ‘Israel’ telah melakukan operasi serupa di Iran sendiri. Ada ilmuwan Iran yang dibunuh oleh agen intelijen ‘Israel’, Mossad,” ujarnya.
Perlu diketaui aksi genosida ‘Israel’ terhadap warga Palestina menuai beragam reaksi, selain mencatatkan peningkatan jumlah korban jiwa yang mencapai hampir 34.000 orang syahid.*