Seribuan Orang Memprotes “Mega-Kedutaan” China di London

InfoMalangRaya.com– Seribuan orang hari Sabtu (8/2/2/25) menyemut di luar sebuah lokasi pembangunan di mana komplek Kedutaan China yang baru yang berukuran mega atau sangat besar rencananya akan didirikan. Para pengunjuk rasa khawatir tempat tersebut akan menjadi tempat “penahanan” para disiden Tiongkok.

Lebih dari 1.000 orang berkumpul di luar Royal Mint Court, bekas pusat pembuatan uang koin Inggris, yang berads tidak jauh dari Tower of London. Tempat itu dalam waktu dekat kemungkinan akan berubah menjadi Kedutaan Besar China, lapor The Guardian.

China membeli bekas pabrik koin itu dan mengajukan permohonan lahan seluas dua hektar tersebut diubah menjadi kedutaan terbesar di Eropa.

Dewan Tower Hamlets yang daerah kerjanya meliputi tempat itu pada 2022 menolak memberikan izin, dengan alasan khawatir akan dampak terhadap kawasan strategis di pusat kota London itu, termasuk dampak unjuk rasa besar-besaran. Pemerintah Inggris yang dikuasai Konservatif kala itu enggan campur tangan dalam masalah tersebut.

Beijing kemudian mengajukan permohonan ulang ketika pemerintahan Inggris jatuh ke tangan Partai Buruh. Tidak tanggung-tanggung, Presiden Xi Jinping langsung mengontak Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

Jurus yang dipakai China sepertinya jitu. Sejumlah menteri kabinet Inggris menyuarakan dukungannya atas rencana pembangunan kompleks Kedutaan China yang berukuran besar itu. Sementara dewan perwakilan lokal mulai akan membahasnya pekan depan.

Keputusan akhir akan dibuat oleh Angela Rayner, wakil perdana menteri Inggris yang juga menjabat menteri perumahan.

Sejumlah imigran dari berbagai daerah di China mengikuti demonstrasi tersebut.

“Di Hong Kong, kami sudah banyak mengalami masalah dengan China, Partai Komunis, yang mengendalikan kebebasan dan demokrasi serta melawan rakyat Hong Kong,” kata Tai, pria berusia 50 tahun, seorang juru rawat.

Seorang wanita berusia 20 tahun yang mengaku bernama Mitochondria, mengaku khawatir bangunan super besar itu nantinya dipakai untuk menahan para disiden China yang bermukim di Inggris.

Sambil membawa bendera Uyghur berwarna biru dan putih dia berkata, “Pemerintah China memiliki kepentingan imperialis di mana mereka menduduki tanah Turkestan Timur,” kata wanita muda itu.

“Genosida masih terus berlangsung atas orang-orang Uyghur, orang Muslim di Turkestan Timur,” ujarnya.Fred, 29, seorang insinyur, khawatir tempat itu nantinya selain dipakai untuk keperluan diplomatik juga dipakai sebagai pusat detensi dan pusat spionase China.

Sejumlah politisi Inggris ikut ambil bagian dalam aksi protes tersebut, di antaranya Iain Duncan Smith, Tom Tugendhat dan anggota parlemen dari Partai Buruh Blair McDougall.

Tugendhat, yang pernah menjabat sebagai menteri keamanan Inggris, menilai pemberian izin kepada China untuk pendirian gedung kedutaan berukuran raksasa itu merupakan “kesalahan yang sangat besar”.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *