Ponorogo (IMR) – Gelombang manusia tumpah ruah di Alun-Alun Ponorogo, Minggu (3/8/2025). Dari segala penjuru, mereka berdatangan untuk mengikuti pembuka rangkaian peringatan Hari Jadi ke-529 Kabupaten Ponorogo. Iringan sholawat mengalun dari Majelis Sholawat Gandrung Nabi asal Grobogan, Jawa Tengah, menjadi pembuka suasana yang penuh khidmat dan haru.
Ribuan jamaah larut dalam dzikir dan shalawat yang menggema dari panggung utama. Usai sholawatan, tausiyah penuh semangat disampaikan oleh Miftahul Khoir—dai muda yang akrab disapa Cak Coy Patoknegoro—yang datang jauh dari Bantul, Yogyakarta. Sejumlah warga mengaku sengaja datang untuk mendengarkan ceramahnya yang dikenal membumi dan menyentuh hati.
“Baru tahu ada Sholawatan Gandrung Nabi, jadi diniati datang ke Alun-Alun Ponorogo untuk melihat dan ingin mendengarkan tausiah dari Cak Coy Patoknegoro,” ujar Dwi Prasetyo, warga setempat, saat ditemui di sela kerumunan.
Acara keagamaan tersebut menjadi penanda awal dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang ke-529, yang puncaknya jatuh pada 11 Agustus 2025 mendatang. Menurut Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, tahun ini konsep perayaan berbeda dari sebelumnya. Perayaan tidak lagi digelar setelah tanggal 11, melainkan dimulai sejak awal Agustus.
“Kami rancang agar rangkaian kegiatan berjalan sejak awal. Kolaborasi dengan DPRD Ponorogo juga kami kuatkan, agar semangat hari jadi benar-benar dirasakan masyarakat. Religi, budaya, dan hiburan kami padukan,” kata Bupati yang akrab disapa Kang Giri.
Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno, menyebutkan setidaknya belasan kegiatan telah disiapkan. Setiap malam, mulai 3 hingga 9 Agustus 2025, masyarakat akan disuguhi beragam acara—mulai dari sholawatan, fashion carnival, teater, orkestra tradisional, pertunjukan jaran thek dan reog obyok, hingga pagelaran wayang kulit.
Yang cukup menarik perhatian, tahun ini juga menandai kembalinya pentas Ketoprak Dahono Wengker, sebuah kelompok seni drama tradisional yang dulu sempat berjaya dan menjadi ikon kebanggaan masyarakat Ponorogo.
“Ada ketoprak Dahono Wengker yang dulu sangat jaya dan menjadi kebanggaan Ponorogo, dihidupkan lagi di hari jadi kali ini,” tutur Dwi Agus.
Perayaan hari jadi Kabupaten Ponorogo bukan sekadar pesta seremonial, melainkan juga ruang rekatan sosial dan pelestarian budaya. Perpaduan antara unsur religius dan seni rakyat menciptakan nuansa khas yang menjadi identitas kabupaten berjuluk Bumi Reog ini. (end/but)