Infomalangraya – MALANG KOTA – Isu kelangkaan LPG 3 Kg (melon) membuat beberapa pihak bertindak. Kemarin, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pemkot Malang dan Pertamina Malang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua pangkalan LPG. Selain tempat penjualan, tim tersebut juga mendatangi beberapa warung makan, yang kedapatan menggunakan LPG bersubsidi.
Dua pangkalan yang didatangi di Kawasan Kasin dan Bandulan. Hasilnya, petugas tidak menemukan kelangkaan elpiji. Pengiriman di dua pangkalan tersebut masih normal dan tidak ada kendala. ”Tidak ada kelangkaan, kami mengimbau masyarakat agar tidak panik. Apalagi sampai panic buying. Sebab, saat ini ketersediaan elpiji bersubsidi 3 kilogram dipastikan aman,” terang Sekretaris TPID Kota Malang Eny Handayani.
Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Malang Raya Ahmad Ubaidillah Maksum menuturkan, pihaknya menyiapkan 100 tabung dalam rentang waktu 2 sampai 3 hari sekali. Itu dikirim ke dua pangkalan yang dikunjungi kemarin.
Ubaid menambahkan, kemungkinan ada kelangkaan di daerah lain karena terlambatnya proses pengiriman. Selain itu, bisa juga karena tidak disiplinnya pangkalan penjual gas. Menurut aturan, penjual eceran tidak boleh membeli LPG 3 Kg lebih dari dua tabung.
Untuk itu, pada peninjauan kemarin, Ubaid mengimbau kepada semua pangkalan agar membatasi penjualan kepada pengecer. Tujuannya, agar kebutuhan masyarakat di sekitar pangkalan bisa terpenuhi. ”Kami juga mengimbau kepada kelurahan setempat juga. Jadi jangan melayani pengecer yang menggunakan obrok. Karena itu kadang juga tidak jelas, dijual ke mana dan dijual dengan harga berapa,” jelasnya.
Dalam sidak tersebut, lanjut Ubaid, juga ditemui pelaku usaha yang nakal. Seharusnya, usaha makanan yang memiliki omzet di atas Rp 1 juta dilarang menggunakan gas bersubsidi. Salah satu usaha makanan yang berlokasi di Jalan Bendungan Sigura-gura kedapatan menggunakan gas LPG 3 Kg. ”Kami langsung meminta diganti dengan non subsidi,” tambah dia. (adk/by)