InfoMalangRaya, Indonesia – Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi mengungkapkan bahwa dirinya tetap senang walaupun timnya gagal menjadi juara Grup D Liga Champions. Inzaghi lebih memprioritaskan untuk melakukan rotasi pemain ketimbang finis sebagai juara grup.
Inter gagal menjadi juara grup setelah hanya bisa bermain imbang 0-0 melawan Real Sociedad (13/12/23). Karena finis sebagai runner-up, tim-tim yang lebih sulit siap menanti mereka di babak 16 besar.
Pada laga itu, Inzaghi tetap memutuskan untuk melakukan rotasi, seperti mencadangkan Lautaro Martinez, Nicolo Barella, dan Alessandro Bastoni. Lautaro dan Barella baru dimasukkan pada menit ke-65.
Saat Lautaro masuk pun, Marcus Thuram yang merupakan pemain terbaik Inter di babak pertama malah juga diganti. Inzaghi menjelaskan bahwa dirinya memang memprioritaskan untuk lakukan rotasi.
“Kami berada di bulan Desember, kami harus mencapai bulan Juni dengan Lautaro, Barella, dan lainnya dalam keadaan utuh,” ucap Inzaghi seperti dikutip InfoMalangRaya dari Football Italia.
“Mereka juga punya tugas internasional, sehingga tidak pernah diberi kesempatan istirahat dan mereka membutuhkannya. Menurut saya, itu adalah prioritas. Saya sangat puas dengan apa yang dilakukan tim dan kami harus melanjutkan ke arah ini.”
Simone Inzaghi: Saya Tak Mau Lihat Wajah Sedih
Inzaghi mengatakan bahwa dirinya tak mau melihat para pemain sedih akan hasil ingin mengingat I Nerazzurri finis runner-up hanya karena kalah selisih gol dari Real Sociedad.
“Kami tahu bahwa posisi kedua akan membuat undian menjadi lebih sulit, tapi saya tidak ingin melihat wajah sedih, saya hanya ingin melihat senyuman saat kami menyelesaikan grup tanpa terkalahkan, kami berada di babak 16 besar untuk tahun ketiga berturut-turut. Kami sangat puas,” ucapnya.
“Kami ingin kemenangan lagi di depan pendukung kami, kami tidak berhasil malam ini, tapi kami berusaha hingga menit ke-95. Kami menghadapi lawan yang berkualitas dan Inter mempunyai peluang mencetak gol terbaik.
“Real Sociedad adalah tim yang hebat, kami hanya memberi mereka sedikit penguasaan bola di 25 menit pertama dan tidak pernah mengambil risiko apa pun pada saat itu. Sayangnya kami tidak mengonversi peluang, namun kami finis tak terkalahkan dan berada di peringkat kedua hanya karena selisih gol.”