Infomalangraya.com –
SETARA Institue merilils laporan Indeks Kota Toleran (IKT) tahun 2022. Kota Singkawang, Kalimantan Barat, kembali berhasil menjadi kota dengan Indeks toleransi tertinggi di Indonesia, Ini menjadi kali ketiga sekaligus menjadi kali kedua berturut-turut Singkawang mendapat predikat kota paling toleran.
Dalam laporannya, SETARA Institue memberikan skor 6,583 untuk kota Singkawang. Dalam penilaiannya, SETARA menetapkan empat variabel dengan delapan indikator. Adapun variabel yang dipakai antara lain, regulasi pemerintah, regulasi sosial, tindakan pemerintah dan demografi Sosio-keagamaan.
Sukses mempertahankan predikat kota paling toleran tiga tahun berturut-turut, PJ Walikota Singkawang Sumastro mengaku gembira, dia pun meminta seluruh pihak baik pemerintah kota Singkawang hingga masyarakat dapat terus mempertahankan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga : Ramadan Harus Jadi Momentum Perkuat Takwa dan Toleransi
“Terima kasih atas kepercayaan dari SETARA Intitute kepada kota singkawang dan ini adalah bagian dari anugrah sekaligus tanggung jawab yang tidak sederhana,” kata Sumastro dalam pidatonya di acara Peluncuran hasil riset IKT, di Jakarta, Kamis (6/4).
“Kami sudah menjadikan toleransi itu menjadi kata kunci dalam setiap percakapan baik di level pemerintahan sampai ke level akar rumput. Sehingga semua orang tahu kita semua punya tanggung jawab yang sama untuk memelihara toleransi di kota Singkawang,” imbuhnya.
Baca juga : Majelis Hukama Sebarkan Pesan Ramadan untuk Perkuat Persaudaraan
Pada kesempatan itu, Sumastro pun berterimakasih kepada Masyarakat Singkawang yang menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Dia mengatakan, tanpa kerja keras masyarakat, kota Singkawang tidak mungkin bisa mencapai predikat kota paling toleran.
“Kalau memang Bapak dan Ibu mempunyai waktu, silahkan datang langsung ke Singkawang dan Bapak Ibu dapat melihat sendiri bahwa toleransi adalah way of life kami, bagian dari satu perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang memang tidak dibuat-buat,” ucapnya.
Sumastro pun berharap penghargaan ini dapat terus menjadi pengingat untuk Kota Singkawang apabila suatu hari nanti terjadi gesekan di dalam masyarakat.
“Apabila ada gesekan pertentangan ataupun konflik, kami akan selalu ingat predikat yang telah diberikan ini, apalagi ini menjadi penghargaan untuk ketiga kalinya ini,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus SETARA Institute Ismail Hasani meminta pemerintah kota Singkawang dan pemerintah kota yang masuk peringkat 10 besar IKT dapat menularkan nilai-nilai toleransi kepada Kota lainnya di Indonesia.
“Saya tantang 10 Walikota terbaik kalau bisa setelah pertemuan-pertemuan semacam ini, Ibu dan Bapak bisa menularkan kepemimpinan toleransi kepada Kabupaten/Kota yang lain yang tidak mendaptkan peringkat 10 besar,” ucap Ismail.
Dijelaskan Ismail, penularan virus toleransi tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan konferensi dengan kota-kota lain, dengan harapan kegiatan itu dapat memberikan input atau masukan strategi kepada kota lain agar memiliki indeks toleransi tinggi.
“94 kota yang ada di indonesia ini adalah miniatur indonesia, karena itu kalo kita berhasil memajukan toleransi di 94 kota, maka mungkin lebih kurang 60-70 persen gesekan bisa saja teratasi,” tukasnya.
Adapun 10 kota paling toleran di Indonesia versi SETARA antara lain:
1. Singkawang, Kalimantan Barat dengan skor akhir 6,583
2. Salatiga, Jawa Tengah dengan skor akhir 6,417
3. Bekasi, Jawa Barat dengan skor akhir 6,080
4. Surakarta, Jawa Tengah dengan skor akhir 5,883
5. Kediri, Jawa Timur dengan skor akhir 5,850
6. Sukabumi, Jawa Barat dengan skor akhir 5,810
7. Semarang, Jawa Tengah dengan skor akhir 5,783
8. Manado, Sulawesi Utara dengan skor akhir 5,767
9. Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan skor akhir 5,687
10. Magelang, Jawa Tengah dengan skor akhir 5,670.
(Z-5)