Pembelajaran Pancasila yang Menyenangkan dan Menarik
Di SD Shining Star yang berlokasi di Jalan Kelud, Kecamatan Klojen, Kota Malang, para siswa kelas 6 mengalami pengalaman belajar yang tidak biasa. Dalam pembelajaran pendidikan Pancasila, mereka diajak keluar ruangan dan langsung mengamati lingkungan sekitar sekolah.
Siswa-siswi tersebut menuju kebun sekolah untuk mengamati pepohonan beserta bagian-bagiannya. Dari situ, guru-guru memanfaatkan pohon sebagai media pembelajaran untuk menjelaskan sila-sila Pancasila. Metode ini dianggap efektif karena membuat siswa lebih mudah memahami makna setiap sila.
Perumpamaan Pohon untuk Menggambarkan Sila-Sila Pancasila
Menurut salah satu guru, AMZ Supardono, atau dikenal dengan panggilan Pak Dono, akar pohon diibaratkan sebagai sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Akar menjadi dasar bagi pertumbuhan kehidupan, demikian juga dengan sila pertama yang menjadi fondasi utama dalam kehidupan masyarakat.
Batang pohon digambarkan sebagai sila kedua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Batang menjadi penopang hubungan antar manusia, sehingga sangat relevan dengan makna sila kedua.
Bagian daun dari pohon melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Daun membantu menyatukan bagian-bagian pohon agar tetap hidup, mirip dengan persatuan yang menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
Bunga pohon diibaratkan sebagai sila keempat, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Bunga memperindah pohon, seperti halnya musyawarah yang memperindah kehidupan bersama.
Terakhir, buah pohon dianggap sebagai sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Buah adalah hasil nyata yang bisa dinikmati bersama, sama halnya dengan keadilan sosial yang harus dirasakan oleh seluruh rakyat.
Tanggapan Positif dari Kepala Sekolah
Kepala SD Shining Star, Wenny Lenawati, menyambut baik metode pembelajaran ini. Ia menilai bahwa meskipun terlihat sederhana, metode ini justru lebih efektif dibandingkan dengan penjelasan di dalam kelas.
Menurutnya, siswa lebih mudah memahami bahwa kelima sila Pancasila saling terhubung dan merupakan satu kesatuan. Ia juga menilai bahwa metode ini sederhana namun penuh makna.
Pengalaman Siswa yang Senang dengan Pembelajaran Ini
Salah satu siswa, Garneta, mengaku senang dengan cara pembelajaran ini. Ia merasa lebih mudah memahami setiap sila Pancasila karena sila-sila itu saling melengkapi seperti bagian-bagian pohon.
Selain itu, ia juga merasa suasana pembelajaran seperti ini lebih menyenangkan karena tidak hanya sekadar hapalan saja. Dengan metode ini, siswa dapat belajar sambil bermain dan mengamati lingkungan sekitar.