Infomalangraya.comSon Heung-min dari Korea Selatan dinobatkan sebagai Pesepak Bola Asia Terbaik Tahun 2025, yang menjadi gelar individu ke-10 dalam kariernya.
Pemain berusia 33 tahun itu mengalahkan rekan senegaranya Lee Kang-in dari Paris Saint-Germain (PSG) yang berada di posisi kedua.
Sementara megabintang Portugal dari Al-Nassr Cristiano Ronaldo berada di posisi ketiga.
Penghargaan ini diperkenalkan pada tahun 2013 dan terbuka untuk pemain dari Asia dan mereka yang bermain di benua tersebut.
Son Heung-min mengakhiri satu dekade kariernya bersama Tottenham Hotspur pada bulan Mei dengan memenangi trofi pertamanya bersama klub tersebut, yakni Liga Europa.
Ia kemudian menyelesaikan kepindahannya ke klub Major League Soccer (MLS) Los Angeles FC di Amerika Serikat.
Son Heung-min menerima 14,26 persen suara dari para juri berkat kontribusinya bersama Tottenham Hotspur dan Timnas Korea Selatan.
Selain meraih trofi Liga Europa, ia mencetak 10 gol dalam 46 penampilan pada musim terakhirnya bersama Spurs.
Son Heung-min juga memainkan peran penting dalam membantu Korea Selatan lolos ke Piala Dunia untuk ke-11 kalinya berturut-turut tahun depan.
Lee Kang-in, yang telah lama dianggap sebagai penerus Son Heung-min sebagai bintang masa depan Korea Selatan, menerima 10,25 persen suara.
Ia tampil 11 kali dalam kampanye PSG yang memenangi Liga Champions musim lalu dan mencetak enam gol dalam 30 pertandingan Liga Prancis.
Ronaldo, yang kini berusia 40 tahun, menerima 8,89 persen suara setelah menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Arab Saudi musim lalu dengan 25 gol.
Ia juga kembali menjadi pemain inti untuk Portugal dan mencetak gol saat negaranya mengalahkan juara Eropa Spanyol melalui adu penalti untuk memenangi UEFA Nations League pada bulan Juni.
Tiga pemain yang berbasis di Arab Saudi yaitu Riyad Mahrez, Karim Benzema, dan Salem Al-Dawsari masing-masing berada di peringkat keempat, kelima, dan keenam.
Menurut media Vietnam Znews, kemenangan Son Heung-min menjadi peringatan bagi Timnas Indonesia dan Timnas Malaysia.
Saat kedua negara tersebut fokus dengan proyek naturalisasi, Znews menilai Son Heung-min jadi bukti kebanggaan pemain lokal.
“Sementara Titan Sports dan para pakar Asia merayakan nilai-nilai lokal, kedua negara sepak bola Asia Tenggara ini justru mengambil arah yang sama sekali berbeda.”
“Baik Malaysia maupun Indonesia telah menaruh kepercayaan mereka pada naturalisasi massal, berharap untuk ‘membeli kesuksesan’ dengan menambahkan pemain-pemain asal Eropa atau Amerika Selatan ke dalam skuad mereka.”
“Ironisnya, sementara Malaysia dan Indonesia berharap bintang-bintang naturalisasi akan membantu mereka mempersempit kesenjangan keterampilan, Asia sendiri mengirimkan pesan yang berlawanan.”
“Son Heung-min, Lee Kang-in, dan Mitoma semuanya berasal dari akademi domestik, tumbuh dalam filosofi sepak bola lokal, sebelum merintis karier di Eropa.”
“Mereka tidak membutuhkan hak istimewa naturalisasi, juga tidak bergantung pada darah campuran untuk mencari peluang, melainkan menaklukkan dunia dengan kaki mereka sendiri.”
“Sementara Korea Selatan dan Jepang berinvestasi jangka panjang dalam sistem pelatihan pemain muda, mengirim pemain ke luar negeri untuk belajar dan membangun fondasi sepak bola yang berkelanjutan, Malaysia dan Indonesia masih mencari jalan pintas dengan terburu-buru menaturalisasi pemain, mengejar prestasi jangka pendek.”
“Kemenangan Son Heung-min bukan hanya kebanggaan Korea, tetapi juga peringatan bagi seluruh kawasan Asia Tenggara,” tulis Znews.