InfoMalangRaya –
Standardisasi Baterai dan Infrastruktur Kendaraan Listrik
Penyeragaman memudahkan pemilik kendaraan listrik melakukan pengisian daya. Ekosistem kendaraan listrik pun lebih mudah tercipta.
PT PLN (Persero) mendukung upaya pemerintah dalam standardisasi infrastruktur pendukung kendaraan listrik yang tergabung dalam sistem battery asset management services (BAMS). Ini salah satu upaya untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
BAMS merupakan manajemen sistem yang mengintegrasikan antara infrastruktur fisik berupa baterai dan stasiun penukaran baterai dengan sistem digital menjadi seragam. Penyeragaman ini ditandai dengan kerja sama yang diteken antara Indonesia Baterai Corporation (IBC) dengan lima produsen motor listrik dan dua bengkel konservasi di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, pada 12 Juni lalu.
Indonesia Battery Corporation adalah inisiasi pemerintah untuk merealisasikan Indonesia sebagai produsen baterai kendaraan listrik global. Holding IBC terdiri dari Mining Industry Indonesia (Mind ID), Aneka Tambang (Antam), Pertamina, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Dalam kesempatan itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, langkah kerja sama antara BUMN dan pihak swasta ini mewujudkan kolaborasi yang baik untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Ia menilai, kematangan infrastruktur kendaraan listrik menjadi faktor utama untuk percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
“Saat berbicara tentang kendaraan listrik, kita tidak hanya berbicara tentang kendaraannya, melainkan seluruh ekosistem pendukungnya, mulai dari baterai, hingga infrastruktur pendukung seperti stasiun penukaran baterai (swap station) dan stasiun pengisian listrik (charging station),” ujar Luhut.
Luhut menyambut baik kerja sama antara IBC dengan produsen motor listrik seperti Gesits, Volta, ALVA, VIAR, dan United juga Bengkel Konversi Bintang Racing Team dan Spora EV untuk melakukan penyeragaman standardisasi baterai dan infrastruktur pendukung lainnya. Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan keinginan masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.
Luhut menegaskan, standardisasi menjadi kunci dari ekosistem yang akan dikembangkan oleh IBC ke depan. Adopsi dari standardisasi akan memerlukan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh para pelaku usaha. Kerja sama ini akan mempercepat pencapaian target Indonesia dalam pengurangan emisi karbon dan ketergantungan atas bahan bakar fosil.
Sementara itu PT PLN (Persero) sebagai salah satu pemegang saham dari Indonesia Baterai Corporation (IBC) mendukung penuh adanya standardisasi baterai dan infrastruktur pendukung untuk kendaraan listrik. Dengan adanya penyeragaman ini akan memudahkan para pemilik kendaraan listrik melakukan pengisian daya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, semua merek baterai memiliki spesifikasi tersendiri. Lewat kerja sama ini maka infrastruktur yang tadinya terfragmentasi menjadi terkonsolidasi. PLN mendukung penuh kerja sama ini, sehingga tercipta kesepakatan satu standar baru yang tentunya memudahkan masyarakat.
“Ini kesepakatan bersama sehingga bisa menjadi mempermudah masyarakat untuk tak perlu ragu memiliki motor listrik. Masyarakat lebih mudah mengadaptasi era baru kendaraan listrik ini. PLN mendukung adanya platform bersama ini sehingga bisa melancarkan ekosistem kendaraan listrik,” ujar Darmawan.
Darmawan mengatakan, PLN sejak 2019 telah banyak melakukan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik mulai dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) hingga platform digital seperti electric vehicle digital system (EVDS) hadir untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses kebutuhan kendaraan listriknya.
“Guna mendorong ekosistem EV, kami tidak hanya menyiapkan pasokan listrik yang andal dan mencukupi. PLN terus berkolaborasi bersama berbagai pihak. Mulai dari pabrikan, distributor, penyedia jasa transportasi, sektor perbankan, dan tentunya dengan IBC,” kata Darmawan.
Sekarang sudah ada lebih dari 1.000 unit SPBKLU, 6.700 unit SPLU, dan 616 unit SPKLU yang tersebar di seluruh tanah air. Ke depan PLN akan terus menambah infrastruktur pengisian dan penukaran baterai dengan menggandeng mitra melalui skema franchise.
Tantangan dalam akselerasi adopsi motor listrik di Indonesia saat ini, menurut Direktur Utama IBC Toto Nugroho , adalah platform baterai yang berbeda setiap merek. Lewat BAMS, IBC menghadirkan satu platform yang sama sehingga mampu memudahkan masyarakat.