Infomalangraya –
IMR, Malang: Belum lama ini, masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan kasus bullying di lingkungan sekolah. Kasus ini mengundang berbagai reaksi dari warganet. Tidak sedikit yang merasa miris dengan maraknya kasus bullying yang terjadi di kalangan remaja bahkan anak-anak.Bersamaan talkshow, Stop dan Cegah Bullying Bersama Sama dengan Jainal Ilmi, M.Psi, Psikolog, CHt, atau bisa dipanggil dengan Kang Jay, dalam Wawancara Eksklusif RRI Malang (23/02/2024), mengatakan bahwa perilaku bullying ini adalah suatu hal yang perlu diperhatikan bersama. Bukan hanya tugas dari psikolog saja namun juga orang tua, pihak sekolah atau masyarakat untuk lebih sadar terhadap bullying ini.Menurut Kang Jay, ada 4 jenis kasus bullying yang perlu diketahui. Jenis bullying yang pertama dan paling mudah dikenali yaitu jenis bullying fisik berupa memukul, menyerang, dan menindas. Jenis kedua yakni verbal, berupa kata-kata kotor yang sifatnya memaki, memfitnah, dan pernyataan-pernyataan yang dapat merendahkan. Jenis bullying ini sayangnya sering di normalisasi oleh masyarakat sebagai candaan. Ketiga, bullying di dunia maya atau cyber bullying. Tidak melibatkan serangan fisik melainkan serangan verbal atau kata kata negatif kepada korban di media sosial. Terakhir adalah jenis bullying relasi. Tindakan ini dalam bentuk pengucilan seseorang dari suatu kelompok tertentu. Hal ini dapat mempengaruhi emosional atau psikologis orang tersebut yang akan memunculkan rasa kesepian dan sendiri. Namun kembali diungkapkan, hal-hal yang terjadi tersebut tidak semuanya termasuk bullying karena ada perbedaan bullying dengan teasing dan bertengkar. “Bullying sendiri memiliki 4 ciri, yakni dari segi kekuatan sesorang atau perbedaan power, beberapa tindakan seperti mengintimidasi dan menekan korban, tindakan yang dilakukan secara sengaja dan berulang, ciri yang terakhir adalah adanya perkataan yang menyakiti. Berbeda juga dengan teasing yakni candaan biasa tanpa melibatkan perasaan. Selain itu, yang terakhir bertengkar. Ini merujuk kepada tindakan yang saling menyerang dengan power atau kekuaran yang sama.” Lanjut Kang JayKang Jay mengatakan dalam sebuah kejadian bullying biasanya ada 3 aktor di tempat. Aktor korban, aktor pelaku dan bystander (pengamat atau saksi). Untuk mencegah bullying ada saksi yang bisa mengambil peran. ”Biasanya saksi ini merasa ingin membela si korban namun ia juga ada kekhawatiran akan kena perlakuan bully tersebut. Yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan pihak ketiga lagi, yaitu orang punya wewenang disitu. Kalau konteks sekolah ya mungkin lapor ke guru. Kalau di kantor ya mungkin lapor atasan yang bisa melakukan interfensi.” pesannya.
Stop dan Cegah Bullying Bersama, Begini Kata Kang Jay
