InfoMalangRaya, Indonesia – Ke mana Alexandre Polking setelah tak lagi melatih timnas Thailand? Berbagai spekulasi bermunculan. Salah satu rumor menyebutkan, dia akan kembali ke klub lamanya di Vietnam, Ho Chi Minh City FC. Sebelum menangani Changsuek, pelatih asal Brasil itu memang memoles klub tersebut.
Rumor itu sempat diapungkan akun Vietnam Football di media sosial X. “Segera setelah meninggalkan timnas Thailand, dilaporkan bahwa Mano Polking telah kembali ke HCMC FC sebagai pelatih kepala! Polking sebelumnya memimpin HCMC FC pada 2020-21,” tulis akun itu seperti dikutip InfoMalangRaya.
Akan tetapi, rumor tersebut langsung dipatahkan Polking. Dia menegaskan kabar itu tidak benar dan tak sesuai dengan pilihannya setelah didepak dari timnas Thailand. “Tidak benar. Saya butuh istirahat,” kata dia. Pada beberapa unggahan lain, dia bahkan menjawab, “Benar-benar salah.”
Tiga jam berselang, Alexandre Polking menegaskan langkah yang akan diambilnya. “Terima kasih, Thailand! Sangat bersyukur atas perjalanan selama lebih dari dua tahun! Istirahat sangatlah penting untuk memulihkan tenada dan kembali siap menghadapi tantangan-tantangan baru,” urai dia.
Bagi Alexandre Polking, kisah bersama timnas Thailand termasuk kenangan indah. Bersama Changsuek, dia meraih trofi pertamanya. Oleh karena itu, dia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua orang yang telah bekerja sama dengan dirinya selama menangani Changsuek.
“Terima kasih atas perjalanan luar biasa dalam 2 tahun terakhir bersama tim hebat. Saya punya kenangan luar biasa. Terima kasih kepada semua orang yang telah menjadi bagian dari bab dalam kehidupan profesional saya. Terus melaju, jangan menyerah karena mimpi belum berakhir! Saya sekatang hanya ingin beristirahat, menikmati waktu bersama keluarga dan rekan-rekan serta merayakan Natal,” kata dia lagi.
Alexandre Polking Terus Dirongrong
Pemecatan Alexandre Polking dari jabatan pelatih timnas Thailand terbilang mengejutkan. Bagaimanapun, dia terbilang sukses menangani Changsuek. Dia mampu mempersembahkan 2 gelar juara Piala AFF secara beruntun. Prestasi itu sebelumnya hanya ditorehkan Kiatisuk Senamuang.
Akan tetapi, pencapaian itu tidak lantas memuaskan semua pihak. Dia tak henti dirongrong. Berkali-kali dia tak diizinkan memanggil sejumlah pemain penting. Termasuk pada Piala AFF 2022. Puncaknya, manajer timnas Thailand, Nualphan Lamsam, dan Newin Chidchob, bos Buriram United, berupaya mendongkelnya pada September lalu dengan menunjuk Masatada Ishii sebagai direktur teknik. Hal itu dikonfirmasi oleh Ishii.
Kehadiran Ishii yang dua kali meraih treble winners bersama Buriram dimaksudkan untuk membuat Polking tak nyaman. Namun, upaya itu tak menemui hasil karena suporter dan sejumlah pemain senior berada di belakang Polking. Ishii diputus dan pulang ke Jepang.
Ternyata, itu bukan berati skenario pendongkelan Alexandre Polking berhenti. Sabotase dilakukan jelang tur ke Eropa yang telah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Beberapa klub, salah satunya tentu saja Buriram, tak melepas pemain andalan. Hasilnya, Thailand digasak 0-8 oleh Georgia dan imbang 1-1 dengan Estonia.
Hasil itu membuka kembali kans pergantian pelatih. Pintu kian terbuka setelah Polking gagal membawa Thailand menang atas Cina pada matchday I putara kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Meskipun Changsuek lantas menang 3-1 atas Singapura, cukup alasan bagi Madam Pang untuk melengserkan Polking. Sesuai skenario awal, sang pengganti adalah Masatada Ishii.
Toh, pergantian itu dipandang skeptis oleh Steve Darby, eks pelatih timnas Thailand. “Seperti pelengseran Zico (Kiatisuk), pemecatan Mano adalah putusan buruk. Apakah mereka pikir siapa pun yang didatangkan akan menjuarai Piala Asia dan meloloskan tim ke Piala Dunia 2026 (yang lebih mudah dari menjuarai Piala Asia)?” tulis dia di akun X-nya.