Tanaman Hutan Musnah Hewan di Uganda Makan Kotoran Kelelawar Mengandung Virus

admin 9 Views
3 Min Read

InfoMalangRaya.com– Hewan-hewan di hutan Uganda terpaksa memakan kotoran kelelawar yang mengandung vitus setelah pertanian tanaman tembakau melenyapkan sumber makanan mereka selama ini, menurut hasil penelitian terbaru.
Virus yang berkaitan dengan Covid-19 termasuk di antara 27 yang diidentifikasi terdapat di dalam kotoran yang dimakan oleh hewan-hewan seperti simpanse, antelop dan monyet.
Para peneliti mengatakan temuan ini menunjukkan bagaimana virus baru tersebar dari hewan ke manusia.
Hewan-hewan itu dipantau dalam studi yang dilakukan oleh University of Stirling dan University of Wisconsin-Madison.
Proyek penelitian selama enam tahun itu digagas setelah Dr Pawel Fedurek dari Faculty of Natural Sciences di University of Stirling mengamati sejumlah simpanse liar di hutan Budongo memakan cukup banyak kotoran kelelawar yang dikenal dengan sebutan guano, yang ditemukan di lubang sebuah pohon.
Pada Juli 2017, dia memasang kamera pengawas yang merekam bagaimana spesies lain ternyata juga memakan guano.
Guano rupanya menjadi “sumbel alternatif mineral penting” bagi hewan-hewan itu setelah tanaman palma yang dulu biasa mereka konsumsi “musnah”.
Tanaman palma dipergunakan oleh penduduk setempat di Budongo untuk mengeringkan daun tembakau, yang kemudian dijual ke perusahaan internasional.
Selama enam bulan, peneliti mengumpulkan sampel guano dari lubang yang terdapat pada pohon yang dimakan oleh hewan-hewan itu.
Analisis laboratorium terhadap guano menunjukkan adanya beberapa virus, termasuk satu yang berkaitan dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan pandemi Covid-19.
“Masih belum diketahui apakah betacoronavirus yang ditemukan pada guano itu dapat menular ke manusia. Namun, temuan itu menunjukkan contoh bagaimana infeksi baru kemungkinan melompat lintas-spesies,” kata sebuah rilis pers dari University of Stirling seperti dilansir BBC Senin (22/4/2024).
“Sekitar seperempat dari 27 virus yang kami identifikasi merupakan virus mamalia – sisanya virus serangga dan invertebrata lain,” kata Prof Tony Goldberg, dari University of Wisconsin-Madison, di Amerika Serikat, kepada BBC.
“Semua 27 virus itu baru bagi sains, karena itu kami tidak tahu apa dampak yang mungkin ditimbulkannya bagi manusia dan hewan-hewan lain. Namun, satu virus menarik perhatian karena berkaitan dengan virus yang kita semua sudah mengetahuinya, yaitu SARS coronavirus 2,” kata Goldberg.

Dakwah Media BCA – Green

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Dr Pawel Fedurek, pakar perilaku hewan di University of Stirling, berkata, “Penelitian kami mengilustrasikan bagaimana deforestasi selektif yang tidak menyolok (perlahan tapi pasti – red), yang didorong oleh permintaan global akan tembakau, dapat membuat hewan liar, serta manusia, terpapar virus-virus yang ada pada guano kelelawar, yang berarti meningkatkan risiko penularan virus.”
Para peneliti berharap temuan mereka dapat berkontribusi pada pencegahan pandemi dan penularan penyakit antar-spesies di masa mendatang.*

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version